Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jerawat, Bagaimana Mesti Diatasi?

Kompas.com - 10/12/2008, 21:10 WIB

JERAWAT memang salah satu masalah kulit yang umum dan kerap mengganggu. Bukan hanya bikin kulit jadi tak nyaman karena rasa nyeri yang ditimbulkannya, tetapi juga bisa membuat penampilan wajah jadi kurang enak dilihat.

Bahkan bila jerawat yang diderita cukup parah, bisa meninggalkan bekas berupa vlek hitam atau bopeng dan kulit tampak seperti papan parut. Terbayang, kan, pasti akan minder bila harus punya wajah yang tak bersahabat seperti itu.

Menurut dr. Samuel L. Simon, Sp.K.K., spesialis kulit dari Semanggi Specialist Clinic, jerawat memang merupakan masalah yang kerap mengganggu penampilan, terutama pada wanita. Namun, seringkali orang mempercayai mitos yang berkembang di masyarakat yang mengaitkan jerawat dengan masalah kebersihan atau akibat banyak mengonsumsi makanan berlemak.

"Pada dasarnya jerawat muncul akibat adanya sumbatan di saluran kelenjar minyak yang kemudian terinfeksi bakteri propionibacterium acnes. Dan terjadilah proses inflamasi atau peradangan, sehingga timbullah jerawat," ungkap Simon memperjelas.

Sedangkan jerawat yang kemudian tampak, baik itu yang berukuran kecil tanpa peradangan (komedo), yang meradang dan bernanah di puncaknya, hingga yang sebesar biji jagung atau umumnya disebut jerawat batu (cystic acne), pada dasarnya memiliki penyebab yang sama. Hanya tingkat keparahannya saja yang berbeda. Dan tingkat keparahan ini yang disumbang oleh berbagai latar belakang

Dari Hormonal Sampai Bedak

Terjadinya jerawat pada umumnya disebabkan oleh sejumlah faktor antara lain akibat adanya sumbatan, produksi minyak berlebih, atau infeksi bakteri. Namun, beberapa kondisi lain juga bisa memicu terjadinya jerawat. Terutama sangat berkaitan dengan kondisi tubuh dan perlakuan terhadap kulit wajah.

Berdasarkan faktor keturunan, menurut Simon umumnya menjadi penyebab orang bisa berjerawat parah. Secara genetik, peluang berjerawat dapat diturunkan melalui sifat-sifat gen yang mempengaruhi kondisi kulit sehingga memperbesar kemungkinan terjadinya jerawat.

Misalnya, kelenjar minyak kulit yang overaktif dan perbedaan kemampuan regenerasi kulit yang tidak normal. Regenerasi sel kulit yang tidak normal menyebabkan penumpukan sel kulit mati pada pori. Kondisi ini tentu memperbesar kemungkinan terjadinya penyumbatan pada saluran kelenjar minyak kulit dan peradangan, karena aktivitas bakteri yang memang menyukai tumpukan lemak.

Selain keturunan, faktor hormonal juga dapat memicu makin parahnya jerawat. Aktivitas hormonal yang meningkat seperti menjelang menstruasi atau di masa memasuki usia pubertas, membuat kelenjar minyak kulit menjadi overaktif.

Tetapi harus dipahami, hal ini tidak terjadi pada semua orang. Hanya pada orang-orang tertentu yang kondisi kulitnya sangat berminyak. Jadi, perubahan hormonal tidak selalu menyebabkan seseorang jadi berjerawat.

Selain itu, konsumsi obat kortikosteroid (baik oral maupun topikal) yang mengakibatkan daya tahan tubuh menurun, menurut Simon juga dapat menyebabkan jerawat mudah timbul karena aktivitas bakteri kurang baik yang meningkat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com