Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anehnya Produksi Biodiesel

Kompas.com - 20/11/2008, 05:52 WIB

MEDAN - Produksi biodiesel pada saat harga minyak sawit mentah menurun, semestinya bisa meningkat tajam. Namun, hal ini tidak terjadi. Bahkan, pabrik biodiesel dalam skala kecil di Pusat Penelitian Kelapa Sawit berhenti beroperasi sejak September lalu.

”Tahun ini kami hanya memproduksi sekali biodiesel. Itu pun atas permintaan dari PT Sinar Mas. Selain itu, kami tidak beroperasi karena tidak ada permintaan dari perusahaan swasta,” kata peneliti Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Cahyono Hermawan, Rabu (19/11), di Medan.

Hermawan mengatakan, pabrik biodiesel PPKS berkapasitas 2 ton per hari ini dibangun pada 2005. Meski tak beroperasi, sarana pabrik masih terjaga walaupun sebagian area pabrik menjadi tempat parkir sepeda motor. Menurut Hermawan, pabrik semacam ini penting sebagai sarana penyeimbang harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) jika terjadi gejolak.

”Mestinya pemerintah bisa memproduksi dalam skala besar,” katanya. Sejak Agustus lalu—saat mulai terjadi gejolak harga CPO —merupakan waktu yang tepat memproduksi bahan bakar terbarukan ini dalam skala besar. Sekarang ini, katanya, pemerintah kehilangan momentum untuk memproduksi biodiesel.

Terus

Selain milik PPKS, pabrik biodiesel di Sumut juga ada di Kabupaten Serdang Bedagai milik PT Perkebunan Nusantara IV. Berbeda dengan milik PPKS, pabrik berkapasitas 8.000 liter per hari ini terus berproduksi.

Penjabat Humas PTPN IV Lidang Panggabean mengatakan, direksi sepakat meningkatkan produksi menjadi 14.000 sampai 16.000 liter per hari. Keputusan ini lantaran karena pengaruh dari gejolak harga yang terjadi. Direksi mulai beroperasi pada Agustus 2006.

Sekretaris I Gabungan Pengusaha Sawit Indonesia (Bapki) Sumut Timbas Prasad Ginting mengatakan, pemerintah mesti berinisiatif menyelamatkan petani dan pengusaha sawit. Saat ini, katanya, stok minyak sawit mentah sedang melimpah. Sebagian pabrik kelapa sawit (PKS) banyak menyimpan stoknya di tempat penimbunan. (NDY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com