Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penambang Pasir Dihantui Lahar Dingin Kelud

Kompas.com - 16/11/2008, 09:19 WIB

BLITAR, MINGGU —  Penambang pasir yang selama ini menggantungkan hidupnya pada Sungai Badak di Kabupaten Blitar dan Sungai Konto di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, dihantui banjir lahar dingin Gunung Kelud.

Selama musim hujan seperti sekarang, para penambang pasir di sepanjang aliran lahar Gunung Kelud itu tidak melakukan aktivitas sampai sehari penuh. "Kalau hujannya deras, kami sudahi dulu pekerjaan ini demi keselamatan jiwa," kata Ali, penambang pasir di Sungai Konto, Badas, Kabupaten Kediri, Minggu (16/11).

Menurut dia, para penambang pasir di sepanjang aliran lahar Gunung Kelud itu sudah mulai meningkatkan kewaspadaan pada musim hujan ini. Bahkan, beberapa truk pengangkut pasir mulai jarang yang turun sampai aliran sungai karena khawatir sewaktu-waktu terjadi banjir lahar dingin.

Selain mengancam kelangsungan hidup para penambang pasir di sepanjang Sungai Badak dan Sungai Konto, banjir lahar dingin juga menghantui penduduk yang tinggal di lereng Gunung Kelud.

Data dari Proyek Gunung Kelud Departemen Pekerjaan Umum di Kediri, letusan eksplosif Gunung Kelud pada 10 Februari 1990 telah menyisakan 50 juta meter kubik material. Material letusan itu sampai saat ini masih mengendap di lereng Gunung Kelud yang berpotensi menjadi material banjir lahar dingin pada musim hujan.

Bencana banjir lahar dingin terparah terjadi empat tahun lalu. Sejumlah rumah warga dan fasilitas umum di Kecamatan Ngancar dan Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, rusak berat diterjang lahar dingin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com