Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Anak Penyu Akan Dilepas di Bengkulu

Kompas.com - 13/11/2008, 16:53 WIB

BENGKULU, KAMIS - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Bengkulu akan melepas ribuan ekor anak penyu hijau (Chelonia mydas) dan penyu belimbing (Dermochelys coriacea) untuk mempertahankan kelestarian jenis hewan laut langka itu. Ribuan anak penyu itu akan dilepaskan ke laut pada Sabtu (15/11) dari Pantai Rantak Ilir, Kabupaten Mukomuko.

Kepala DKP Provinsi Bengkulu, Maman Hermawan di Bengkulu, Kamis (13/11) mengatakan, dipilihnya Mukomuko sebagai lokasi pelepasan karena di sepanjang pantai kabupaten itu, selama ini menjadi habitat dari penyu hijau dan penyu belimbing. Anak penyu yang akan dilepaskan itu, sebagian besar hasil dari pusat penangkaran penyu di Stasiun Kelautan Pulau Baai, Bengkulu, dan sebagian kecil peranakan alami.

Di perairan Bengkulu hidup empat jenis penyu di antaranya penyu belimbing dan penyu hijau, yang habitatnya berada di kawasan pantai di Kabupaten Mukomuko, dan keduanya kini terancam punah.

Mengenai kegiatan pengambilan telur penyu yang marak dilakukan masyarakat, ia mengaku, selama ini telah mendapat informasi tersebut dan kegiatan itulah yang menjadi salah satu penyebab kepunahan penyu. Untuk penertiban pengambilan telur, menurut dia, hal itu sepenuhnya kewenangan dari dinas kelautan dan perikanan kabupaten/kota.

"Kita akan turun tangan jika diperlukan, tapi informasinya upaya penyelamatan telur itu sudah dilakukan oleh dinas kelautan dan perikanan kabupaten/kota," katanya.

Penyu adalah kura-kura laut yang masuk hewan kelompok vertebrata kelas reptilia. Hewan itu mengalami siklus bertelur yang beragam, dari dua-delapan tahun. Tidak banyak regenerasi yang dihasilkan seekor penyu. Dari ratusan butir telur yang dikeluarkan oleh seekor penyu betina, paling banyak hanya belasan yang berhasil sampai ke laut kembali dan tumbuh dewasa.

Dengan kondisi itu, jika tidak segera diambil langkah-langkah penyelamatan termasuk pencegahan pengambilan telur, maka binatang itu dalam waktu dekat akan punah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com