Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guguran Lahar Dingin Merapi Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 20/10/2008, 19:52 WIB

YOGYAKARTA, SENIN - Meski material sisa erupsi tahun 2006 tinggal sedikit, potensi guguran lahar dingin dari puncak Gunung Merapi masih memungkinkan. Terutama apabila terjadi hujan lebat dengan volume 100 milimeter per jam yang turun terus-menerus selama tiga jam. Saat ini diperkirakan masih ada sekitar 500.000 meter kubik material sisa erupsi yang berada di puncak.

Kepala Seksi Data dan Informasi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Sri Sumarti, Senin (20/10), mengemukakan hujan di Merapi telah turun merata, namun volumenya masih kecil.

"Minggu kemarin sudah mulai hujan, namun belum lebat. Hal ini terpantau di empat pos pengamatan Merapi, yakni Kaliurang, Selo, Jrakah, dan Babadan. Hari ini, misalnya, dari hasil evaluasi tercatat volume air hujan hanya 15 milimeter per jam," ujarnya.

Meski masih memiliki potensi, menurut Sri Sumarti, kemungkinan terjadinya lahar cukup kecil karena kondisi material sudah memadat. BPPTK sendiri tidak bisa memrediksi kapan hujan lebat akan turun. Berdasar pengalaman tahun-tahun sebelumnya hujan hanya mengalirkan material yang berada di lereng gunung.

Saat erupsi terakhir yakni tahun 2006 tercatat ada sekitar 5,6 juta meter kubik (m3) material yang tersebar dari puncak hingga ke lereng. Dari jumlah tersebut, sekitar 5 juta m3 lainnya telah tersebar sungai-sungai yang berhulu di Merapi oleh air hujan yang turun dalam dua kali musim hujan terakhir.

Bahkan, material yang di sungai Gendol di Kabupaten Sleman, misalnya, telah terkikis oleh aktivitas pertambangan pasir masyarakat. "Seperti tahun-tahun sebelumnya, musim hujan tahun ini penambang tetap diimbau berhati-hati. Meski tidak ada lahar yang turun, air hujan yang mengalir di sungai tetap berbahaya," tutur Sri Sumarti.

Menurutnya sungai Gendol masih menjadi daerah potensial aliran lahar karena bukaan dan materi al sisa erupsi berada di atas alur sungai tersebut.

Kepala Dinas Pengairan Pertambangan dan Penanggulangan Bencana Alam Kabupaten Sleman Widi Sutikno mengatakan pihaknya telah menyosialisasikan datangnya musim hujan berikut segala kemungkinan yang bisa terjadi.

"Kami telah meminta para penambang untuk waspada dan jangan terlalu jauh menambang ke tengah sungai. Meski material yang ada tidak sebanyak tahun lalu, yang namanya bencana sulit ditebak," ujarnya. Menurut Widi dirinya telah berkoodinasi dengan pihak terkait, termasuk pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Yogyakarta, guna mengetahui kemungkinan curah hujan yang besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com