Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Macan Dahan Kalimantan Makin Tersudut

Kompas.com - 02/09/2008, 13:54 WIB

MUARA TEWEH - Populasi macan dahan Kalimantan  (neofelis diardi) yang hidup dari pohon ke pohon di hutan lebat di wilayah Kabupaten Barito Utara, Kalteng, terancam oleh pembukaan lahan di wilayah tersebut.
    
"Habitat binatang langka ini sudah tergusur akibat hutan tempat tinggalnya dijadikan kawasan perkebunan, kegiatan perusahaan HPH dan pertambangan," kata Kepala Kantor Seksi Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Wilayah IV Muara Teweh, Yusuf Trismanto di Muara Teweh, Selasa.
    
Populasi macan dahan di kabupaten pedalaman Sungai Barito ini dilaporkan warga ada di kawasan perkebunan kelapa sawit PT Antang Ganda Utama terutama di wilayah kebun kemitraan di Desa Rarawa Kecamatan Gunung Timang.
    
Selain itu juga teridentifikasi di kawasan perkebunan sawit PT Berjaya Agro Kalimantan dan kawasan Cagar Alam Pararawen wilayah Desa Lemo dan Pendreh Kecamatan Teweh Tengah. "Secara ekologi keberadaan macan dahan di daerah ini memang ada, namun sulit ditemukan," jelasnya.
    
Menurut Yusuf, sejumlah penduduk di kawasan Desa Rarawa sering bertemu dengan macan dahan, namun hanya dalam waktu singkat karena binatang itu cepat menghilang ke dalam hutan. Kemunculannya di dekat kawasan rumah warga itu hanya untuk mencari makan yang biasa menjadi santapannya yakni hewan ternak babi milik masyarakat setempat. Bahkan karena badan binatang itu cukup besar, warga setempat sering takut pergi ke hutan seorang diri.
    
"Mungkin karena kelaparan tidak menemukan binatang lain yang biasa menjadi santapannya, macan dahan yang selalu hidup di atas pohon itu harus turun ke tanah guna mencari makanan," katanya.
    
Yusuf Trismanto menilai kalau memang binatang itu terancam habitatnya bukan berarti akibat perburuan atau dibunuh, karena selama ini macan dahan sulit ditemukan dan keberaadanya tidak terlacak.
    
"Kalau binatang itu terancam punah, tidak disebabkan perburuan karena selama ini tidak pernah terdengar orang menemukan binatang tersebut lalu membunuhnya," jelas Yusuf.
    
Hewan ini sangat langka karena kita biasanya hanya menemukan jejak atau laporan petugas dan warga masyarakat yang pernah melihatnya.
    
Namun, Yusuf sangat terkejut dengan ditangkapnya macan dahan oleh warga Desa Butong Kecamatan Teweh Tengah yang selama ini keberadaanya hanya berdasarkan laporan petugas di lapangan dan masyarakat.
    
"Setelah saya melihat foto yang diambil melalui kamera ponsel oleh warga setempat ternyata memang besar dan hal ini memang kejadian langka apalagi sampai ditangkap," tambah Yusuf Trismanto yang menyayangkan binatang itu kembali lepas.
    
Pada Juni 2008 lalu Suta (40) seorang warga RT 05 Desa Butong berhasil menangkap seekor macan dahan jantan berukuran sebesar kambing dengan panjang tubuh sekitar satu meter lebih dan taring 10 sentimeter.
    
Binatang bercorak awan (bulat-bulat) warna abu-abu itu kena perangkap jebakan (jipah) babi yang biasa dipasangnya untuk menjerat hewan babi di hutan sekitar tempat tinggalnya.
    
Namun tiga hari kemudian macan dahan itu lepas dengan merusak sejumlah papan yang berfungsi sebagai kurungan sementara di bawah rumahnya di dekat SDN-1 Butong, sebelum dibuat dengan bahan baku kawat (besi).
    
Binatang itu hilang tanpa diketahui keberadaanya lagi, namun saat ditangkap macan dahan tersebut sempat diabadikan melalui foto kamera telepone seluler.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com