Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiap Tahun 20 Ekor Paus Ditangkap Nelayan Lamalera

Kompas.com - 09/08/2008, 14:46 WIB

LARANTUKA, SABTU - Setiap tahun masyarakat dan nelayan tradisional di Lamalera, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), menangkap 20 ekor paus. Penangkapan paus secara tradisional ini berlangsung sejak ratusan tahun silam. Daging paus dibagikan kepada fakir miskin, janda, nelayan, dan seluruh warga desa yang terlibat secara langsung maupun tak langsung dalam proses penangkapan paus. Penangkapan biasanya berlangsung pada bulan Agustus-September setiap tahun.

Wakil Bupati Lembata Ande Liliweri saat dalam perjalanan dengan pesawat Trigana Air dari Kupang ke Larantuka, Sabtu (9/8), mengatakan, musim penangkapan ikan paus (Agustus-September) disebut "Nuang Leva", bahasa daerah Lamaholot berarti musim melaut. Satu pekan nelayan bisa menangkap 2-3 ekor. "Ada orang khusus yang ditugaskan untuk memantau pergerakan paus di laut. Ia duduk di ketinggian bukit sambil memandang ke laut. Kalau ada pergerakan paus ia mulai berteriak memanggil nelayan, pemilik perahu. dan warga sekitar untuk mengejar dan menangkap," katanya.

Penangkapan paus secara tradisional ini sudah berlangsung sejak nenek moyang. Tidak dilarang karena proses penangkapan secara tradisional. Daging paus dibagi sesuai aturan yang telah ditetapkan secara musyawarah di wilayah itu. Ada suku atau marga tertentu, pemilik perahu, tombak, dan penombak mendapat bagian khusus. Ada yang dapat ekor, kepala, bagian perut, isi, dan seterusnya. Daging, minyak, kulit, tulang, kepala, ekor, dan lainnya dimanfaatkan sesuai kebutuhan pemilik. Sebagian besar ditukar (barter) dengan jagung, padi, beras, singkong, dan kacang kacangan di pasar yang disebut Wulandoni Warga dari gunung yang mengolah lahan pertanian, sementara warga pantai menyediakan lauk pauk berupa ikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com