Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Galaksi Bima Sakti Lebih Ringan

Kompas.com - 29/05/2008, 12:40 WIB

JAKARTA, KAMIS - Massa Galaksi Bima Sakti diprediksi sekitar 1 triliun kali massa Matahari. Namun, hasil perhitungan terbaru ini lebih kecil dari prediksi sebelumnya. Perkiraan sebelumnya menyatakan bahwa massa galaksi yang menjadi rumah tata surya itu diperkirakan mencapai 2 triliun kali massa Matahari meski dengan estimasi minimum 750 juta kali. Namun, dengan data-data lebih banyak saat ini, para pakar astrofisika dapat memprediksi massanya dengan lebih akurat.

Perkiraan ini diperoleh berdasarkan hasil perkiraan massa kumpulan bintang-bintang yang teramati di bagian halo galaksi tersebut. Halo di sini merupakan bagian galaksi yang berada di cakram utama. Dengan mengukur kecepatan edar bintang-bintang tersebut, besar gaya gravitasi yang diperlukan galaksi untuk menjaganya di orbit dapat diketahui. Massa galaksi juga dapat diketahui dari hasil turunan persamaan dalam perhitungan ini. "Galaksi ini ternyata lebih ringan dari perkiraan kita," ujar Xiangxiang Xue dari Observatorium Astronomi Nasional China, ketua tim peneliti. Namun, hal tersebut juga menunjukkan bahwa kandungan materi hitam tidak sebesar perkiraan.

Massa galaksi merupakan campuran antara bintang-bintang, debu kosmis, gas, dan materi hitam yang masih misterius wujudnya. Dengan kandungan materi hitam yang tidak banyak, ini berarti konversi energi galaksi menjadi helium dan hidrogen, yang merupakan bahan bakar bintang, lebih efisien. "Total massa galaksi sulit dihitung karena kita berada di dalamnya. Namun, hal tersebut harus diketahui jika kita ingin memahami bagaimana Galaksi Bima Sakti terbentuk atau membandingkannya dengan galaksi asing yang terlihat utuh dari Bumi," ujar Timothy Beers, peneliti lainnya dari Michigan State University, AS.

Prediksi sebelumnya hanya menggunakan data 500 bintang. Sementara prediksi terakhir telah menggunakan data lebih dari 2.400 bintang. Semakin besar data yang dipakai, semakin tinggi tingkat akurasinya. Hasil penelitian terbaru ini akan dipublikasikan dalam Astrophysical Journal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com