Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Spesies Baru Katak, Kadal, dan Ular Ditemukan di Raja Ampat

Kompas.com - 11/03/2008, 18:41 WIB

JAKARTA, SELASA - Dua ekor katak, satu ekor ular, dan dua ekor kadal yang ditemukan di Raja Ampat diperkirakan sebagai spesies baru yang belum dikenal dalam dunia sains. Hewan-hewan tersebut dikoleksi selama Ekspedisi Widyanusantara (E-Win) yang dilakukan para peneliti Lembaga Ilmu pengetahuan indonesia (LIPI) di Raja Ampat, Kawasan Kepala Burung, Papua Barat, tahun 2007.

"Dilihat dari ciri-cirinya hewan-hewan tersebut belum ditemukan di semua rujukan yang kami miliki," ujar Dr. Purwanto dari Pusat Penelitian Biologi LIPI dalam lokakarya di Jakarta, Selasa (11/3). Namun, pihaknya belum dapat memastikan sebelum identifikasi selesai dilakukan dan resmi dipublikasikan ke dalam jurnal ilmiah.

Katak yang diperkirakan spesies baru diperkirakan masuk ke dalam kelompok jenis katak hijau (Litoria sp. Nov) dan katak Cellulops sp. Nov. Sementara jenis ular yang diduga baru merupakan jenis Stegonotus sp. Nov. Untuk kelompok kadal, masing-masing dari jenis Emoia sp. Nov. dan Spenomorphus sp. Nov. Kelimanya ditemukan di Pulau Waigeo yang merupakan pulau terbesar di Kepulauan Raja Ampat.

Puluhan spesies

Lima kandidat hanya sebagian kecil dan secara keseluruhan ditemukan puluhan kandidat spesies baru yang ditemukan selama ekspedisi ini. Selain kelima hewan tersebut, para peneliti juga menemukan 10 kandidat lainnya dari kelompok serangga, 1 moluska (siput dan sejenisnya), 26 ikan, 1 udang-udangan, 1 jenis laba-laba, dan 7 isolat mikroorganisme.

Para peneliti juga mengumpulkan sampel tumbuh-tumbuhan. Dari taksonomi tumbuh-tumbuhan, ditemukan 2 kandidat spesies baru tumbuhan tingkat tinggi, 3 tumbuhan pipa, 2 paku-pakuan, dan 7 jenis jamur.

"Sekitar 70 persen sampel merupakan koleksi baru bagi Museum Zoologi dan Herbarim Bogor," kata Purwanto. Selain menumpulkan sampel koleksi dan mengidentifikasi kemungkina penemuan jenis baru, para peneliti juga menguji kandungan zat yang berkhasiat. Mereka juga mempelajari potensi daya dukungnya terhadap kehidupa masyarakat di sekitarnya.(WAH)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com