Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelangkaan Diatom Ancam Populasi Ikan Dunia

Kompas.com - 16/01/2008, 08:14 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Kelangkaan mikroalga diatom, akibat pemanasan global, mengancam populasi ikan laut konsumsi. Jumlah diatom di laut lebih dari 80 persen dari seluruh populasi fitoplankton. Diatom juga dikenal mampu menyerap karbon dioksida (CO2).

Apalagi, diatom—salah satu jenis fitoplankton—berada pada mata rantai pertama dari rantai makanan di laut. "Diatom mendominasi, tetapi rentan terhadap perubahan suhu laut," kata peneliti madya bidang dinamika laut (spesialis plankton dan produktivitas laut) Pusat Penelitian Oseanografi (P2O) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Tumpak Sidabutar, di Jakarta, Selasa (15/1).

Umumnya, produktivitas suatu perairan laut terkait erat dengan keberadaan diatom. Misalnya di Laut Bering—di antara Asia dan barat laut Alaska yang memenuhi sepertiga sediaan ikan laut di dunia.

Penelitian dua ahli ekologi maritim AS, Dave Hutchins (Universitas Southern Carolina) dan Clinton Hare (Universitas Delaware), menyebutkan, produktivitas Laut Bering terkait dengan kelimpahan diatom. Kesimpulan penelitian dengan simulasi terhadap diatom dari Laut Bering seperti dikutip LiveScience, populasi ikan dunia akan hilang pada tahun 2100, menyusul kehancuran rantai makanan di laut.

Hasilnya, fitoplankton yang ukurannya lebih kecil dari diatom bertahan hidup, sedang diatom punah. Populasi fitoplankton itu kurang dari 10 persen dari seluruh jenis fitoplankton di laut.

Gejala penurunan populasi diatom juga terjadi di Teluk Jakarta, Indonesia, seperti data penelitian LIPI. Sejak 1970-an populasi diatom terus berkurang.

"Dulu lebih dari 60 spesies diatom dapat ditemukan di sana, tetapi sekarang ini tinggal 30-40 spesies saja," kata Tumpak. Selain suhu yang meningkat, polusi di Teluk Jakarta juga diduga menjadi penyebab utama berkurangnya diatom. (GSA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com