JEO - Peristiwa

Matahari Tepat di Atas Kabah,
Waktunya Cek Ulang Arah Kiblat

Senin, 15 Juli 2019 | 17:56 WIB

Bayangan alat dari sinar matahari yang posisinya sedang di atas Kabah atau sebaliknya di lokasi yang tepat berkebalikan dengan Kabah di bola Bumi, dapat menjadi sarana kalibrasi alias cek ulang arah kiblat. 

Update untuk 2020:

Pada 2020, meluruskan ulang arah kiblat kembali memiliki dua kesempatan waktu, tetapi pada waktu yang berbeda untuk wilayah barat dan tengah bagian barat Indonesia serta untuk wilayah timur dan tengah bagian barat Indonesia.

Untuk wilayah barat dan tengah bagian barat Indonesia, dua kesempatan itu adalah pada:

Adapun untuk wilayah timur dan tengah bagian timur Indonesia, dua kesempatan terjadi pada:

Catatan:

Untuk wilayah barat dan tengah bagian barat Indonesia, arah kiblat adalah sesuai arah bayangan dari benda yang digunakan sebagai panduan penentu arah Kiblat.

Adapun untuk wilayah timur dan tengah bagian timur Indonesia, arah kiblat adalah arah berkebalikan (antipodal) dari bayangan benda yang dijadikan panduan penentu arah Kiblat.

 

MENU:

 

UNTUK kali kedua pada tahun ini, matahari tepat berada di atas Kabah, di Makkah, Arab Saudi. Tepatnya, pada Selasa (16/7/2019) siang waktu setempat. 

Dengan posisi matahari ini, umat Islam dapat menggunakannya untuk memeriksa ulang ketepatan arah kiblat untuk shalat sehari-hari. Peristiwa ini terkait upaya penentuan arah kiblat dikenal dengan sebutan Istiwa A'zam.

Situs Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, pada 2019 ada dua waktu matahari akan berada tepat di atas Kabah.

Sayangnya, kedua waktu tersebut terjadi saat wilayah Indonesia yang menggunakan satuan Waktu Indonesia Tengah (Wita) dan Waktu Indonesia Timur (WIT) sudah di rembang petang.

Solusinya, BMKG menyebut ada dua waktu lain yang juga bisa dipakai untuk melakukan kalibrasi arah kiblat, menggunakan waktu matahari di atas lokasi yang tepat berada di posisi kebalikan (antipodal) posisi Kabah di bola Bumi. 

Umat Islam sedang beribadah mengitari Kabah (tengah). Gambar diambil pada 31 Mei 2019.
AFP/STR
Umat Islam sedang beribadah mengitari Kabah (tengah). Gambar diambil pada 31 Mei 2019.

WAKTU DAN CARA KALIBRASI
ARAH KIBLAT

 

 

Update untuk 2020:

Pada 2020, meluruskan ulang arah kiblat kembali memiliki dua kesempatan waktu, tetapi pada waktu yang berbeda untuk wilayah barat dan tengah bagian barat Indonesia serta untuk wilayah timur dan tengah bagian barat Indonesia.

Untuk wilayah barat dan tengah bagian barat Indonesia, dua kesempatan itu adalah pada:

Adapun untuk wilayah timur dan tengah bagian timur Indonesia, dua kesempatan terjadi pada:

Catatan:

Untuk wilayah barat dan tengah bagian barat Indonesia, arah kiblat adalah sesuai arah bayangan dari benda yang digunakan sebagai panduan penentu arah Kiblat.

Adapun untuk wilayah timur dan tengah bagian timur Indonesia, arah kiblat adalah arah berkebalikan (antipodal) dari bayangan benda yang dijadikan panduan penentu arah Kiblat.

 

MENU:

 

SEBAGAIMANA penjelasan dari situs BMKG di atas, ada dua waktu matahari tepat berada di atas Kabah dan ada dua waktu lain matahari berada tepat berada di lokasi kebalikan Kabah di bola Bumi.

Dua waktu matahari tepat ada di atas Kabah adalah:

Adapun dua waktu antipodal Kabah adalah:

Bagaimana cara mengecek ulang arah kiblat berdasarkan posisi matahari ini?

Cara kalibrasi

Ketika matahari tepat berada di atas Kabah, BMKG memberikan cara pengecekan ulang arah kiblat adalah sebagai berikut:

Visualisasinya, dapat dilihat dalam infografik berikut ini: 

Cara Menentukan Arah Kiblat - (DOK BMKG)

Bagaimana untuk proses kalibrasi menggunakan antipodal Kabah?

Cara yang dipakai kurang lebih sama, menggunakan alat kalibrasi pada waktu yang ditentukan. Bedanya, arah kiblat adalah sesuai ujung bayangan, alias berkebalikan dari ilustrasi di atas. 

 

MENU:

PENJELASAN TEKNIS

SEMUA karena pergerakan semu matahari dari waktu ke waktu. Dalam setahun, matahari akan bergerak dari posisi 23,5º Lintang Selatan (LS) ke 23,5º Lintang Utara (LU) lalu kembali lagi. 

Akibat gerakan itu, akan ada waktu matahari pada waktu tertentu berada tepat di atas lokasi tertentu dalam jalur lintasannya.

Salah satu lokasi yang tepat dilintasi pergerakan semu matahari ini adalah Kabah. Lokasi Kabah adalah 21º 25' 21" LU dan 39º 49' 34" Bujur Timur (BT). 

Kabah di Masjidil Haram. Gambar diambil pada 31 Mei 2019.
AFP/STR
Kabah di Masjidil Haram. Gambar diambil pada 31 Mei 2019.

Mengecek dan memastikan arah kiblat diperlukan bagi umat Islam yang dalam pelaksanaan ibadah shalat, yang dalam sehari ada lima kali shalat wajib. 

Sebelum mengarah ke Kabah di Makkah, kiblat shalat umat Islam pernah pada suatu masa adalah Baitul Maqdis atau Masjidil Aqsa di Jerusalem, Palestina. Kiblat berubah mengarah ke Kabah terjadi pada 624 M seusai peristiwa Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW.

Ketepatan arah kiblat dari derajat lintang dan bujurnya memang tak eksplisit disebut di Al Quran. Perintah yang ada, siapa saja yang hendak shalat diminta menghadapkan muka ke arah ke arah Masjidil Haram. 

Meski begitu, perkembangan sains pun mendapati, pergeseran setiap satu derajat arah bisa menyimpangkan ujung tujuan hadap sampai lebih dari seratus kilometer. 

Bagi yang berminat mempelajari cara hitung jarak dalam kilometer dari informasi lintang dan bujur, bisa antara lain mempelajarinya di video berikut ini: 

Dalam sejarah Islam di Indonesia, salah satu pelaku yang mengoreksi arah kiblat pada era teknologi belum semaju sekarang adalah KH Ahmad Dahlan.

Pendiri organisasi Muhammadiyah ini memelopori upaya mengoreksi arah kiblat Masjid Gedhe Kauman di Yogyakarta pada 1898, dimulai dari langgar keluarganya.

Selain memanfaatkan posisi matahari yang sedang berada tepat di atas Kabah, perhitungan arah kiblat dapat dilakukan menggunakan beberapa cara lain, termasuk memakai rasi bintang dan alat bantu seperti kompas.

Situs Masjid Agung Jami Malang, Jawa Timur, menyajikan rincian detail cara perhitungan arah kiblat ini, baik menurut mahzab Hanafi, Maliki, Syafii, dan Hambali, maupun perhitungan teknis rinci menggunakan beragam cara dan alat. 

Merujuk penjelasan di situ, menggunakan posisi matahari yang sedang berada tepat di atas Kabah sebagai kesempatan mengecek arah kiblat disebut sebagai salah satu cara tradisional. 

Peristiwa posisi matahari tepat di atas Kabah ini disebut sebagai istiwa a'zam. Metode lain yang juga masuk sebagai cara tradisional menentukan arah kiblat adalah menggunakan rasi bintang dan kaidah matahari terbenam.

Khusus pemanfaatan arah matahari terbenam ini sudah tidak lagi dianggap tepat tetapi masih dapat dipakai sebagai upaya (ijtihad) dengan sejumlah catatan. Karena, arah matahari terbenam di Indonesia berubah-ubah dari azimut 246 hingga 293.

Peristiwa matahari terbenam dapat digunakan sebagai sarana pengecekan ulang arah kiblat hanya apabila dapat dipastikan perbedaan sudut antara matahari dengan arah kiblat.

Nah, waktu yang relatif dapat menjadi patokan adalah peristiwa matahari terbenam yang terlihat dari Indonesia di posisi katulistiwa (peristiwa ekuinox) dan saat matahari terbenam di titik balik utara atau selatan (solstice). 

Situs ini memuat pula penjelasan berdasarkan pendekatan perhitungan astronomi dan matematis, demikian pula cara modern yang memanfaatkan beragam peratan seperti kompas.

 

MENU: