Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ilmuwan Inggris Kembangkan Aplikasi Deteksi Penyakit Kuning pada Bayi

KOMPAS.com - Penyakit kuning rentan menyerang bayi baru lahir, bahkan kasus kematian karena penyakit ini cukup tinggi. Para ilmuwan medis di Inggris mengembangkan aplikasi untuk mencegah hal ini.

Melansir The Independent, Selasa (3/3/2020), penyakit kuning dapat menyerang lebih dari setengah bayi yang baru lahir.

Penyakit ini menyebabkan kulit dan bagian putih mata menjadi kuning. Meskipun sebagian besar kasus tidak berbahaya, dalam kasus yang parah, neurotoksik yang terbentuk dapat masuk ke otak.

Kondisi ini berbahaya dan dapat menyebabkan kematian atau cacat pada bayi yang baru dilahirkan.

Cacat yang bisa terjadi yakni gangguan pendengaran, kondisi neurologis seperti kelumpuhan otak athetoid hingga gangguan tumbuh kembang anak.

Para ilmuwan dari University College London dan University College London Hospitals mencoba mengembangkan aplikasi yang dapat mendeteksi penyakit kuning pada bayi baru lahir.

Aplikasi tersebut diuji pada mata 37 bayi yang baru lahir dan memproses gambar untuk menghilangkan efek distorsi cahaya latarnya. Hasil pengujian itu kemudian dicocokkan dengan hasil tes darah bayi-bayi tersebut.

Para ilmuwan mengatakan pengujian itu berhasil mengidentifikasi semua kasus, yang mana pengobatan biasanya langsung dilakukan, sementara 60 persen kasus tidak memerlukan pengobatan.

"Bidan dan perawat di banyak negara, biasanya hanya mengandalkan penglihatan untuk mendeteksi penyakit kuning," kata Dr Terence Leung dari UCL, penulis senior makalah ini.

Namun, menurut dia, penglihatan langsung tidak selalu bisa diandalkan, terutama untuk bayi baru lahir dengan kulit gelap.

Dr Leung mengatakan metode berbasis smartphone, akan memberikan penilaian yang lebih kuat, memastikan kasus-kasus serius tidak luput dari perhatian.

"Sementara kami menunggu bukti uji coba yang lebih besar, kami percaya bahwa metode ini, digunakan sebagai aplikasi, dapat membantu mencegah kematian bayi baru lahir karena penyakit kuning parah di seluruh dunia," ungkap dia.

Uji coba aplikasi ini melibatkan 500 bayi yang saat ini masih berlangsung di Ghana.

Felix Outlaw, penulis pertama penelitian ini yang diterbitkan dalam jurnal PLOS One, mengatakan metode penyaringan yang dilakukan melalui aplikasi ini tidak memerlukan peralatan khusus, selain smartphone atau ponsel pintar.

Menurut dia, harga aplikasi ini hanya sepersepuluh dari biaya perangkat komersial yang digunakan di Inggris.

"Mengingat smartphone adalah (perangkat) umum, bahkan di wilayah dengan ekonomi rendah dan terpencil di dunia, dapat menggunakannya untuk menyaring penyakit kuning akan memiliki dampak yang signifikan," sambung Outlaw.

Aplikasi ini merupakan bagian dari gelombang baru alat medis berbasis ponsel pintar yang digunakan untuk mendeteksi penyakit dan kondisi kesehatan pasien.

Hal ini tidak terlepas dari kemajuan teknologi perangkat lunak dan teknologi kamera.

Pada 2017 lalu, aplikasi serupa juga dikembangkan oleh para peneliti di University of Washington.

Namun, alat deteksi penyakit kuning tersebut digunakan untuk orang dewasa. Harapannya dapat lebih baik dalam mendiagnosis penyakit kuning pada pasien kanker.

https://sains.kompas.com/read/2020/03/03/183100423/ilmuwan-inggris-kembangkan-aplikasi-deteksi-penyakit-kuning-pada-bayi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke