Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sains Diet: Apakah Sarapan Benar-benar Menyehatkan? Begini Kata Ahli

Ada yang mengatakan, sarapan harus dilakukan setiap hari. Namun ada juga yang menyebut, tak akan ada masalah berarti jika kita melewatkan sarapan.

Lantas, manakah dari kedua hal itu yang benar menurut sains?

Studi tentang sarapan

Hubungan sarapan dengan penurunan berat badan menjadi perdebatan selama beberapa tahun.

Sebagian studi yang beberapa di antaranya disponsori oleh perusahaan sereal mengklaim bahwa sarapan diperlukan untuk mengendalikan berat badan

Namun, studi yang tidak didanai oleh industri makanan, tidak menemukan hubungan yang jelas.

Dilansir Times (30/1/2019), beberapa penelitian menemukan bahwa orang yang terbiasa sarapan cenderung memiliki berat badan ideal dibanding mereka yang melewatkan sarapan dan kurang membakar kalori.

Namun, ada kemungkinan bahwa gaya hidup dan faktor sosial ekonomi juga memiliki pengaruh.

Sebagai contoh, karyawan yang jam kantornya dari jam 9 pagi pulang jam 5 sore, lebih mungkin sarapan dibanding pekerja shift malam.

Penelitian lain, termasuk ulasan terbaru, justru tidak menemukan hubungan kuat antara sarapan dan menurunkan berat badan.

Studi tahun 2017 misalnya, justru mengatakan melewatkan sarapan bisa membakar kalori lebih banyak, tapi juga diikuti tingkat peradangan yang lebih tinggi di dalam tubuh.

Kata ahli gizi

Terlepas dari perdebatan itu, ahli gizi terdaftar dan instruktur klinis nutrisi dari University of Delaware, Sharon Collison mengatakan, tidak tahu bahwa ada penelitian yang menunjukkan sarapan bisa menambah berat badan.

Dia pribadi mengatakan, tak ada salahnya sarapan di pagi hari.

"Pasien saya yang sedang berjuang menurunkan berat badan umumnya memiliki kebiasaan makan lebih banyak kalori pada siang hari, dan untuk sarapan sangat sedikit atau mungkin melewatkannya. Mereka yang tidak pernah sarapan, akan kelaparan saat siang dan membuatnya mengambil porsi makan lebih banyak," ujarnya.

"Namun ini juga perlu lebih banyak penelitian," imbuh Collison.

Apa tidak sarapan berarti tidak sehat?

Terlepas dari urusan penurunan berat badan, Collison sangat pro pada sarapan. Dia pun mendorong pasiennya untuk sarapan karena berbagai alasan.

"Orang yang terbiasa sarapan, memiliki profil diet yang lebih baik dan asupan makanan ringan yang lebih rendah," kata Collison.

"Melewatkan sarapan juga dikaitkan dengan peningkatan risiko berbagai penyakit. Tak hanya obesitas, tapi juga diabetes, penyakit jantung, dan kualitas makanan yang rendah," imbuh dia.

Sebuah studi tahun 2017 mengatakan bahwa sarapan dapat meningkatkan berbagai penanda kesehatan metabolisme, berpotensi meningkatkan kemampuan tubuh untuk membakar lemak, dan melawat penyakit kronis seperti diabetes tipe 2 yang juga bisa dialami orang kurus.

Bagaimana jika tidak lapar saat pagi hari?

Collison berkata, itu mungkin indikasi dari kebiasaan makanan yang buruk, misalnya kebiasaan ngemil di malam hari.

"Jika Anda tidak ngemil pada malam hari, saat bangun pasti akan merasa lapar dan ini mendorong untuk sarapan. Pola makan Anda akan jauh lebih baik secara keseluruhan, begitu pula dengan kesehatan Anda," ungkap Collison.

Sebaiknya makan apa untuk sarapan

Tentu saja jawabannya bukan donat atau kopi. Untuk sarapan, Collison menyarankan makan dengan piring seimbang atau isi piringku.

https://sains.kompas.com/read/2019/11/11/081159923/sains-diet-apakah-sarapan-benar-benar-menyehatkan-begini-kata-ahli

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke