Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kusta Bisa Dicegah, Berikut Saran Dokter untuk Mencegahnya

KOMPAS.com - Selain dapat diobati, hal lain tentang kusta yang sering kali tidak diketahui adalah bahwa penyakit ini dapat dicegah.

Disampaikan oleh Ketua Kelompok Studi Morbus Hansen Indonesia, Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia, Dr. dr. Sri Linuwih Susetyo Wardhani Menaldi, SpKK(K) yang akrab disapa dokter Dini, berikut adalah beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mencegah kusta.

Pastikan lingkungan tetap hangat

Di luar tubuh manusia, bakteri ini Mycobacterium leprae dapat bertahan hidup antara 24-48 jam hingga 9 hari, tergantung suhu dan cuaca. Apalagi bila suhu sejuk (27-30 derajat Celcius), bakteri ini bisa bertahan hidup. Namun, untuk berkembang biak bakteri ini perlu berada di sel yang hidup.

Itulah sebabnya, di tubuh manusia pun M. leprae kerap ditemukan pada area-area yang relatif dingin seperti cuping telinga, dagu, di atas tulang pipi, juga pada saraf-saraf yang letaknya berada dekat permukaan kulit, seperti siku, kaki dan leher.

Sebaliknya, semakin panas cuaca, maka semakin cepat M. leprae mati. Oleh karena itu, sangat penting untuk membiarkan sinar matahari masuk ke dalam rumah, dan usahakan tidak ada tempat lembap di dalam rumah.

Kenali tanda kusta sejak awal

Anda bisa mengenali kusta dengan lima tanda utama. Dokter Dini meminta Anda agar melihat atau menemukan tanda yang biasanya terjadi di kulit, yakni bercak merah atau putih yang tidak terasa gatal atau sakit, serta tidak sembuh ketika Anda obati dengan obat kulit biasa.

“Mengenal atau menemukan tanda kusta secara dini (awal), baik oleh tenaga kesehatan maupun masyarakat, dapat memutus rantai penularan karena dapat segera diobati,” jelas dr. Dini.

Anda juga bisa melakukan beberapa tes sederhana untuk mendiagnosis adanya kusta ini, seperti menguji kepekaan kulit yang mengalami kelainan dengan rasa raba dan suhu, meraba saraf tepi untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran saraf atau mati rasa pada kulit di area yang dipersarafi saraf tepi tesebut, serta cek laboratorium untuk mencari bakterinya.

Jaga daya tahan tubuh

Sistem kekebalan tubuh turut memegang peranan penting dalam pencegahan kusta. Semakin baik sistem kekebalan tubuh kita, maka risiko untuk bakteri tersebut berkembang biak semakin kecil.

Khususnya pada anak-anak dan lanjut usia, memelihara daya tahan tubuh agar tetap maksimal menjadi sangat penting. Caranya dengan memastikan asupan makanan kita kaya akan kandungan gizi yang dapat membantu meningkatkan sistem imun.

Dokter Dini berkata bahwa kelelahan dan stres juga dapat menurunkan daya tahan tubuh, sehingga bakteri apapun, termasuk bakteri dari kusta dapat lebih mudah menyerang tubuh Anda.

Minum obat yang disarankan dokter

Kusta bisa menular antar sesama manusia melalui udara (pernapasan) ataupun sentuhan kulit yang mengandung bakteri, dengan catatan terjadi dalam jangka waktu lama dan erat.

"Kusta memang bisa menular lewat udara pernapasan atau sentuhan langsung yang lama dan erat, tapi perlu digarisbawahi yang lama dan erat itu ya," kata dr. Dini.

Seseorang tidak akan tertular kusta bila hanya bertemu dan bersentuhan dengan penderita sebentar saja. Penularan baru akan terjadi bila ada kontak dekat minimal tiga tahun hingga lima tahun.

"Kusta ini kan menular, apalagi yang tinggal serumah dan yang menderita kusta ini adalah tipe multibasiler. Nah, itu anggota rumah yang lainnya sebaiknya minum obat pencegahan juga, biar enggak ikut ketularan kena bakteri kustanya," jelas dr. Dini.

https://sains.kompas.com/read/2019/09/09/160500223/kusta-bisa-dicegah-berikut-saran-dokter-untuk-mencegahnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke