KOMPAS.com - Sejak dini hari tadi hingga siang ini wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah diguncang gempa bumi tektonik dengan kekuatan signifikan sebanyak dua kali.
Gempa bumi pertama mengguncang wilayah Sumba Timur tepat pukul 03.13 WIB dengan kekuatan M 5,0. Menurut siaran pers BMKG, episenter gempa ini terletak di laut pada jarak 96 km arah selatan Waingapu, Sumba Timur, dengan kedalaman 28 km.
"Gempa ini terjadi akibat adanya deformasi batuan pada kerak samudra Lempeng Indo-Australia yang menumjam ke bawah Pulau Sumba, Di zona tekukan lempeng ini terjadi peregangan sebelum menunjam ke bawah Sumba," ungkap Daryono, Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG.
"Gaya tarikan (ekstensional) ini memicu terjadinya patahan dengan pergerakan turun (normal fault) hingga memicu gempa," sambungnya melalui pesan singkat.
Menurut pria kelahiran Semarang itu, zona penunjaman selatan NTT merupakan kawasan subduksi yang berusia tua dan sudah mengalami roll back (gulung balik).
Inilah mengapa zona gempa di luar jalur subduksi (outer rise) ini banyak ditemukan peristiwa gempa-gempa sesar dengan pergerakan turun.
Daryono juga merunut sejumlah gempa besar yang pernah terjadi di NTT, sekitar kawasan subduksi tersebut.
"Gempa besar 'The Great Sumba' berkekuatan M 8,3 yang terjadi pada 19 Agustus 1977 merupakan contoh bahwa zona outer rise di wilayah ini merupakan zona gempa yang tak boleh diabaikan," tegas Daryono.
"Sumber gempa ini mampu memicu gempa besar hingga membangkitkan tsunami dan menimbulkan kerusakan serta korban jiwa lebih dari 198 orang di selatan Sumbawa," imbuhnya.
Daryono menambahkan, meskipun gempa Sumba Timur pagi tadi tidak berpotensi tsunami, tetapi dampak guncangan dalam skala intensitas III MMI sempat mengejutkan masyarakat Sumba Timur hingga beberapa warga terbangun dari tidurnya.
"Menyusul pasca terjadinya gempa Sumba Timur, sekitar sembilan jam kemudian tepatnya pukul 12.43.31 WIB, wilayah Laut Sawu dan sekitarnya juga diguncang gempa tektonik berkekuatan M 5,4," tuturnya.
Kali ini, titik pusat gempa terletak di laut pada jarak 68 km arah selatan Kota Larantuka, Flores Timur pada kedalaman 118 km.
"Gempa ini terjadi dipicu oleh adanya deformasi batuan pada slab Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah bawah basemen busur gunungapi Kepulauan Sunda Kecil (Lesser Sunda) tepat di bawah Cekungan Sawu," papar Daryono.
"Dampak gempa Laut Sawu ini menyebabkan sebagian besar wilayah NTT mengalami guncangan, seperti daerah Ende dengan skala intensitas III-IV MMI, Waingapu, Larantuka, Alor II-III MMI dan Kupang, Rote II MMI," tambahnya.
Daryono menjelaskan, beberapa warga sempat berhamburan lari keluar rumah akibat terkejut karena guncangan kuat yang terjadi secara tiba-tiba.
"Patut di syukuri meskipun kedua gempa tersebut di atas tidak berpotensi tsunami dan belum ada laporan kerusakan, tetapi terjadinya 2 gempa ini memang perlu kita diwaspadai," tegasnya.
"Khusus wilayah selatan dan barat daya Sumba hasil monitoring BMKG lebih dari satu tahun terakhir menunjukkan terjadinya peningkatan aktivitas seismik yang cukup intensif," kata Daryono menutup keterangannya.
https://sains.kompas.com/read/2019/06/17/150500923/gempa-hari-ini--ntt-berguncang-2-kali-apa-sebabnya-