KOMPAS.com - Pernah merasa panik karena lupa meletakkan sesuatu dan merasa sudah meletakannya di tempat yang sesuai, mencoba mencarinya tanpa membuahkan hasil?
Tenang. Kepanikan itu wajar. Studi yang dipublikasikan di Proceedings of the Royal Society B mengungkap, banyak orang melakukan kecerobohan yang sama.
Riset yang dilakukan oleh ilmuwan dari University of Aberdeen itu menguak, manusia kerap melakukan tindakan tak produktif.
Ketika suatu barang hilang, manusia cenderung mencari di tempat yang rapi daripada yang berantakan. Alhasil, manusia butuh waktu lama untuk menemukan barang hilang.
Anna Maria Nowakowska meneliti perilaku 14 orang saat mencari barang yang hilang. Barang itu diletakkan sedemikian rupa sehingga tak mudah ditemukan.
Meski perilaku tiap orang bervariasi, namun kebanyakan menaruh perhatian pada area yang sudah jelas tidak memperlihatkan barang yang hilang.
Dalam proses pencarian, peneliti menemukan bahwa populasi sampel juga cenderung melakukan gerakan mata yang kurang penting sehingga barang lebih sulit ditemukan.
Hasil studi ini berharga. Peneliti bisa menngeksplorasi perilaku individu seperti bertanya mengapa beberapa orang cenderung fokus pada area tertentu.
Studi juga bisa menjadi dasar untuk memahami apakah manusia memiliki satu tujuan atau melompat-lompat antara satu tujuan dengan lainnya.
Terlepas dari manfaat penelitian yang lebih luas, pesannya bagi kita: Jika kehilangan barang, carilah di tempat yang paling berantakan lebih dulu.
"Jika mencari kunci yang hilang, anda seharusnya fokus di area yang paling berantakan karena jika benda itu terlihat jelas, anda pasti sudah menemukannya," kata Anna Maria
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.