Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebun Raya Bisa Jadi Solusi Krisis Air Bersih karena...

Kompas.com - 09/05/2017, 19:23 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com -- Walaupun memiliki jumlah limpahan air yang terbilang besar, ternyata Indonesia masih mengalami krisis air bersih.

Iskandar Zulkarnain, Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berkata dalam Seminar Kebun Raya dan Pengelolaan Sumber Daya Air, Selasa (9/5/2017) di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, bahwa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) hanya dapat memenuhi 60 persen kebutuhan air bersir di perkotaan.

Hal ini, menurut Ir Widiarto, Kepala Biro Perencanaan Anggaran dan Kerjasama Luar Negeri PUPR, disebabkan oleh kualitas air yang terus menurun, walaupun ketersediaannya tidak berubah. Padahal, jumlah penduduk, serta aktivitas ekonomi dan sosial negeri ini terus meningkat.

Selain itu, masalah-masalah seperti banjir di musim hujan, kekeringan di musim kemarau, dan polusi masih menjadi hambatan dalam penyediaan air bersih bagi masyarakat, terutama mereka yang tinggal di area dengan akses air terbatas seperti pulau-pulau kecil, daerah perbatasan, dan daerah terpencil.

(Baca juga: Kebun Raya Cibodas Buka Taman Liana, Pamerkan Raspberry Khas Indonesia)

Salah satu solusi yang digagas oleh LIPI untuk mengatasi kelangkaan air bersih adalah pembangunan kebun raya sebagai buffer zone atau kawasan penyangga.

Dengan keanekaragaman tanamannya, kebun raya berfungsi sebagai daerah tangkapan air hujan yang mempertahankan tinggi muka air tanah di wilayah tersebut.

Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya LIPI, Didik Widyatmoko, menuturkan, kebun raya menjadi sumber air karena kita memiliki berbagai tipe tanaman, termasuk bambu, aren dan beringin yang tangkapan airnya tinggi.

“Artinya, komposisi tanaman yang bermacam-macam membuat formasi yang luar biasa seperti hutan alami. Itu yang membuat kebun raya seperti Kebun Raya Bogor ini menjadi embung airnya kota Bogor,” ujarnya.

Tanpa adanya tanaman-tanaman tersebut, maka air hujan yang jatuh akan mengalir di permukaan, lepas, dan tidak bisa mengendap ke dalam tanah. Akibatnya, masyarakat kehilangan banyak air pada musim hujan, terjadi erosi, dan terjadi kekeringan ketika musim kemarau.

(Baca juga: Rumah Kantung Semar Pertama di Indonesia Dibuka di Kebun Raya Cibodas)

Iskandar lalu berkata bahwa manfaat kebun raya dalam melindungi masyarakat dari kekeringan dapat dilihat secara langsung melalui sumur-sumur di sekitarnya.

“Kalau di wilayah yang ada kebun raya atau hutan hijaunya, penurunan air sumur dari musim hujan ke musim kemarau tidak terlalu signifikan, tetapi di wilayah lain bisa tinggi sekali sampai sumur itu jadi kering,” ucapnya.

Oleh karena itu, Iskandar pun berkata bahwa kebun raya harus diletakkan di area yang dekat dengan masyarakat.

“Kalau kebun raya ini diletakan di hutan yang jauh ya enggak ada manfaatnya, karena yang akan menikmati air itu hewan-hewan semua. Tapi kalau seperti di Bogor ini, kebun raya terbukti sangat menopang sekali dan mempengaruhi tinggi muka air tanah di sekitarnya,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com