Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Planet Tatooine “Star Wars” Bisa Dihuni Manusia kalau...

Kompas.com - 08/05/2017, 19:07 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com -- Penggemar film berseri Star Wars pasti sudah tidak asing lagi dengan planet Tatooine. Planet asal Luke Skywalker ini berwujud seperti padang pasir yang kering karena memiliki dua matahari. Namun, bisakah planet dengan dua bintang dihuni mahluk hidup?

Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Communications menjawab pertanyaan ini. Menurut para peneliti, planet tersebut bisa menopang kehidupan asalkan jaraknya pas dari kedua matahari. Planet itu bahkan tidak harus kekeringan dan memiliki padang pasir.

“Hal ini berarti sistem dua bintang seperti yang dipelajari dalam studi ini adalah kandidat yang sangat baik untuk menjadi tuan rumah planet yang dapat dihuni, walaupun variasi cahaya bintang yang diterima planet tersebut cukup besar,” kata Max Popp, rekan peneliti di Princeton University, New Jersey, dan Max Planck Institute of Meteorology, Hamburg, Jerman, yang dikutip dari situs resmi NASA 12 April 2017.

(Baca juga: Bumi Super Dinyatakan Punya Atmosfer, Bisakah Dihuni Manusia?)

Sebuah model untuk mengilustrasikan planet tersebut dalam sistem Kepler-35 juga telah diciptakan oleh Popp dan Siegried Eggl, seorang sarjana postdoctoral di Jet Propulsion Laboratory milik NASA di Pasadena, California.

Dalam kenyataannya, pasangan bintang Kepler-35A dan B memiliki planet Kepler-35b yang berukuran delapan kali lipat lebih besar dari pada bumi dan memiliki orbit yang mencapai 131,5 hari bumi.

Sebuah planet seukuran bumi yang diliputi air kemudian ditambahkan di sekitar kedua bintang tersebut tanpa memedulikan pengaruh gravitasi. Lalu, para peneliti mengamati bagaimana iklim planet buatan tersebut bekerja ketika mengorbit kedua bintang dengan periode di antara 341 dan 380 hari.

Ternyata, jarak menjadi penentu yang sangat penting karena kedua bintang tersebut saling mengorbit satu sama lain.

Terlalu jauh dari bintang dan planet tersebut akan membeku. Sebaliknya, jika terlalu dekat, planet tersebut akan mengalami efek rumah kaca dan menjadi terlalu panas untuk penghuninya seperti planet Venus.

Lebih rumitnya lagi, sebuah planet di sekitar dua bintang ternyata tidak mengorbit dalam bentuk lingkaran. Planet tersebut justru bergerak-gerak mengikuti interaksi gravitasi kedua bintang.

(Baca juga: Planet Layak Huni Terdekat Ditemukan, Cuma di Seberang Kompleks Tata Surya Kita)

Popp dan Eggl juga menemukan bahwa ketika berada di ujung terjauh zona yang dapat dihuni mahluk hidup, planet buatan akan mengalami variasi yang besar dari rata-rata temperatur permukaannya.

Sebab, temperatur yang dingin dan jauh dari kedua bintang hanya akan memiliki sedikit uap air di atmosfernya. Alhasil, temperatur rata-rata permukaannya pun naik turun sebanyak dua derajat celcius dalam setahun.

Sebaliknya, ketika berada dekat dengan bintang, di sisi dalam zona yang dapat dihuni mahluk hidup, temperatur global planet buatan justru akan konstan. Sebab, kandugan uap air yang tinggi pada atmosfer berfungsi sebagai pembatas yang menjaga kondisi permukaan planet tersebut tetap nyaman untuk dihuni.

Menariknya, para peneliti juga menemukan bahwa bila dibandingkan dengan bumi, planet berair yang memiliki dua bintang ternyata lebih jarang berawan sehingga penghuninya pun bisa lebih sering melihat indahnya dua matahari terbenam tanpa gangguan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com