Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Bergejala, Kanker Paru Baru Ditemukan di Stadium Lanjut

Kompas.com - 11/02/2017, 12:00 WIB

KOMPAS.com - Angka kasus baru kanker paru terus meningkat lebih dari lima kali lipat dalam waktu 10 tahun terakhir. Sebagian besar penderita datang pada stadium akhir.

Data tahun 2015 menyebutkan, penderita kanker paru yang berobat di RS Persahabatan Jakarta mencapai lebih dari 1000 kasus pertahun. "Setiap hari ada tiga atau empat kasus baru kanker paru," kata dr.Elisna Syafruddin Ph.D, Sp.P(K) dari RS Persahabatan Jakarta.

Ia menjelaskan, kanker paru kebanyakan ditemukan pada stadium lanjut karena di stadium awal kanker ini tidak menunjukkan gejala berarti.

"Organ paru itu sangat luas sehingga kalau kankernya baru satu sentimeter tak akan menimbulkan keluhan apa pun. Kecuali kalau kankernya dekat dengan saluran napas," katanya dalam media diskusi di Jakarta (10/2/2017).

Karena kanker paru baru didiagnosis di stadium lanjut, maka angka harapan hidup penyakit ini sangat rendah. Menurut Kepala Subdirektorat Penyakit Kanker dan Kelainan Darah Kementerian Kesehatan Niken Wastu Palupi, kanker paru diderita 26 dari 100.000 penduduk dan angka kematiannya mencapai 23 dari 100.000.

"Kanker paru adalah pembunuh utama akibat kanker pada pria dan wanita," kata Niken dalam acara yang sama.

Karena itu penyakit ini perlu dideteksi sejak dini dengan melakukan pemeriksaan kesehatan berkala. "Pada mereka yang masuk dalam kelompok beresiko dan beresiko tinggi, perlu foto toraks dan juga cek CT-scan," kata Elisna.

Orang yang beresiko tinggi terkena kanker paru adalah mereka yang berusia di atas 40 tahun, sering terpapar asap rokok atau merokok, dan ada riwayat kanker dalam keluarga.

Waspadai pula batuk yang berlangsung lebih dari dua minggu, sesak, nyeri dada, serta berat badan turun drastis tanpa sebab yang jelas.

"Periksakan ke dokter untuk memastikan itu bukan kanker. Kalau ditemukan penyakit lain bisa langsung diobati," kata Elisna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com