Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wanita Empat Kali Lebih Rentan Migrain Dibanding Pria

Kompas.com - 29/12/2016, 09:05 WIB
Lily Turangan

Penulis

KOMPAS.com - Siapa pun yang pernah merasaka migrain, tahu bagaimana sakitnya dan sering betapa mustahilnya beraktivitas saat Anda merasa seperti otak terdorong keluar dari tengkorak.

Sayangnya, sakit kepala luar biasa ini lebih sering terjadi pada wanita. Peneliti menemukan bahwa wanita empat kali lebih mungkin menderita migrain dibanding pria.

Mengapa itu terjadi, itu masih misteri. Tetapi, dua studi baru mulai mengungkap penyebabnya, menjelaskan apa yang terjadi dalam tubuh kita ketika terkena dengan migrain. Mungkin penelitian ini akan membuka jalan bagi pengobatan baru.

Dalam satu studi yang dipublikasikan di jurnal Neurology, peneliti melihat gejolak hormon berperan menyebabkan migrain, karena kebanyakan wanita cenderung cenderung mengalaminya ketika masa haid.

Mereka mengevaluasi 114 perempuan yang biasa mendapat migrain biasa dan 223 wanita yang tidak. Relawan diminta membuat jurnal harian mengenai sakit kepala mereka.

Relawan juga menjalani tes pengukuran hormon harian selama periode satu tahun selama total 10 tahun.

Para peneliti menyadari, bahwa migrain lebih rawan terjadi di antara wanita yang mengalami penurunan estrogen saat hari-hari menjelang periode haid mereka. Hal ini juga menjelaskan, mengapa pria tidak mengalami frekuensi sakit kepala yang sama.

Penelitian kedua yang diterbitkan dalam British Medical Journal menemukan, wanita yang memiliki migrain lebih mungkin untuk memiliki kondisi kesehatan serius, bahkan termasuk gangguan jantung yang fatal, daripada wanita yang tidak biasa atau tidak memiliki migrain.

Para wanita yang bisa menderita migrain, 50 persen lebih mungkin untuk memiliki masalah kesehatan serius seperti serangan jantung atau stroke.

Meskipun hubungan antara sakit kepala dengan kondisi jantung masih belum jelas ditemukan, para peneliti menduga hal itu mungkin ada hubungannya dengan faktor genetika atau peradangan di dalam tubuh.

Meski saat ini belum ada obat yang dibilang ampuh untuk menyembuhkan migrain, mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai pemicu dan efek migrain, akan membantu peneliti melangkah satu langkah lebih dekat untuk menemukan solusinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau