KOMPAS.com - Penelitian terbaru dari University of Texas belakangan ini menunjukkan adanya risiko peningkatan kanker kolorektal atau usus besar pada usia muda.
Kanker terjadi karena tumbuh sel-sel abnormal pada lapisan usus besar. Dalam beberapa kasus, kanker juga bermula dari pertumbuhan polip di usus.
Jika polip tidak segera dihilangkan, bisa saja berkembamg menjadi kanker. Sayangnya, penyakit ini sering kali terlambat diketahui, karena tidak ada peringatan dini atau tanda-tanda awal munculnya kanker usus besar.
Seperti dikutip dari WebMD, gejala biasanya muncul ketika tumor sudah lebih besar. Penanganan penyakit pun biasanya akan lebih sulit ketimbang jika kanker ditemukan lebih awal.
Adapun, gejalanya antara lain, rasa nyeri di perut, buang air besar berdarah, sembelit maupun diare, penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas hingga kelelahan.
Para dokter mengingatkan untuk rutin periksa kesehatan usus, utamanya jika sudah berusia di atas 50 tahun. Pemeriksaan umumnya dengan kolonoskopi. Terlebih lagi jika memiliki berbagai faktor risiko.
Ada faktor risiko yang tidak bisa diubah, yaitu usia dan riwayat keluarga. Sementara itu, faktor risiko kanker usus besar yang berkaitan dengan gaya hidup, seperti sering konsumsi daging merah yang diproses atau yang dimasak dengan temperatur tinggi, obesitas karena terlalu banyak asupan lemak, jarang olahraga, merokok, hingga konsumsi alkohol.
Untuk mencegah kanker usus besar, mulailah dengan pola makan bergizi seimbang. American Cancer Society mengingatkan untuk perbanyak konsumsi sayur dan buah-buahan daripada makanan yang tinggi lemak.
Pasalnya, pola makan sehat dan rajin olahraga dapat mencegah hingga 45 persen terjadinya kanker usus besar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.