KOMPAS.com - Sering lupa di mana Anda meletakkan kunci dan dompet? Atau, sering lupa nama tetangga di sekitar rumah Anda? Itu adalah tanda Anda mengalami gangguan memori.
Kebanyakan gangguan memori terjadi pada usia tua, tapi banyak juga yang terjadi di usia muda. Untungnya, ada cara sederhana yang bisa Anda lakukan untuk mencegah atau memerlambat datangnya kepikunan. Lakukanlah tujuh hal ini demi menjaga kecerdasan Anda bertahan lebih lama.
1. Tetap aktif secara mental
Sama seperti aktivitas fisik yang membantu menjaga tubuh tetap sehat, begitupun aktivitas mental menjaga otak Anda menjaga tajam dan menjauhkan Anda dari ancaman gangguan memori.
Mengisi teka-teki silang, bermain bridge, mencoba rute alternatif saat berkendara adalah contoh kegiatan mental yang dapat melatih otak. Begitu juga dengan memainkan alat musik dan menjadi relawan di sebuah organisasi atau masyarakat setempat.
2. Bersosialisasi
Interaksi sosial membantu menangkal depresi dan stres, yang keduanya dapat membuat Anda kehilangan memori.
Studi tahun 2008 oleh University of Michigan yang dipublikasikan oleh Personality and Social Psychology Bulletin, mengatakan bahwa hanya 10 menit bicara dengan orang lain, sudah dapat meningkatkan memori sebesar yang Anda dapat dengan kegiatan seperti membaca atau bermain musik dalam jumlah waktu yang sama.
Luangkan waktu untuk bergaul bersama keluarga yang dicintai, teman dan komunitas Anda.
3. Belajar untuk teratur
Anda lebih mungkin lupa di mana letak benda-benda jika Anda terbiasa berantakan. Tuliskan tugas, janji dan acara lainnya di buku catatan khusus atau perencana elektronik seperti yang terdapat pada ponsel.
Tandai tugas mana yang sudah Anda kerjakan dan mana yang belum. Letakkan barang-barang seperti kunci mobil, kunci rumah, ponsel, dan dompet di kotak khusus yang mudah dijangkau seperti di atas kulkas atau meja makan.
Biasakan diri Anda selalu meletakkan barang di tempat yang sama setiap kali Anda selesai menggunakannya.
4. Tidur cukup dan nyenyak
Tidur memainkan peran penting dalam membantu Anda mengonsolidasikan memori, kata Guillén Fernández, profesor neurosains kognitif di Donders Institute for Brain, Cognition and Behaviour, Belanda.