KOMPAS.com - Menurut penelitian, catatan depresi meningkat 37 persen sejak akhir 2014, dengan satu dari enam remaja perempuan melaporkan mengalami depresi dalam satu tahun terakhir.
Dipimpin oleh Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, tim peneliti menganalisis data Survei Nasional Penggunaan Obat dan Kesehatan pada remaja dan dewasa muda tahun 2005-2014 untuk melihat tren depresi.
Dikenal sebagai depresi klinis, episode depresi umumnya terjadi ketika seseorang mengalami perubahan suasana hati yang drastis, merasa tertekan, kehilangan minat, atau kesenangan dalam aktivitas sehari-hari, secara konsisten selama minimal dua minggu.
Secara total, peserta penelitian terdiri dari 176.245 remaja berusia 12 sampai 17 tahun dan 180.459 orang dewasa berusia 18 sampai 25 tahun. Peserta diberitahu apa saja gejala depresi dan diminta untuk melaporkan apakah mereka pernah mengalami salah satu dari gejala di tahun sebelumnya.
Laporan mengungkapkan bahwa pada tahun 2005, sekitar 8,7 persen remaja pernah mengalami episode depresi dalam satu tahun terakhir, dengan angka yang meningkat menjadi 11,3 persen di tahun 2014.
Di antara gadis-gadis remaja, angka ini bahkan lebih tinggi, naik dari 13,1 persen pada tahun 2005 menjadi 17,3 persen pada tahun 2014.
Meskipun temuan itu hanya didasarkan pada laporan diri bukan pada diagnosa klinis, yang mungkin saja dapat memiliki kesalahan, hasilnya tetap mengkhawatirkan.
Pemimpin peneliti Ramin Mojtabai berkomentar, "Ini menunjukkan kepada kita bahwa semakin banyak remaja yang tidak mendapat penanganan depresi dengan baik.”
“Kita, khususnya orangtua, perlu membuat beberapa terobosan baru dalam perawatan kesehatan mental untuk populasi ini. Sangat penting untuk menemukan cara dan membantu remaja mengelola depresi mereka secara sehat.”
Meskipun tim peneliti tidak yakin tentang apa yang menyebabkan kenaikan angka depresi, terutama di kalangan gadis-gadis muda, mereka menyebutkan penggunaan ponsel bisa menjadi salah satu penyebab utama.
Penggunaan ponsel yang tidak sehat di kalangan remaja telah dikaitkan dengan perasaan depresi akibat potensi cyberbullying melalui ponsel, khususnya di kalangan remaja perempuan yang menggunakan ponsel lebih sering dan intensif ketimbang remaja laki-laki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.