Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/11/2016, 11:45 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak sedikit orangtua ataupun pengasuh anak yang membiarkan anak makan sambil menonton TV. Ada juga yang memberikan makan kepada anak sambil mengajaknya berjalan-jalan ke taman. Benarkah cara memberikan makan seperti itu?

Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, dr. Luh Karunia Wahyuni, Sp.KFR(K) menuturkan, anak seharusnya diajarkan makan sambil duduk di kursi makan.

Hal ini bisa dilakukan sejak anak mulai mengenal makanan pendamping ASI (MPASI). Sebab, pemberian makan seharusnya menjadi proses pembelajaran bagi anak.

"Kalau sambil jalan-jalan ke taman atau sambil nonton TV, anak hanya akan belajar makan itu membuka dan menutup mulut saja. Jadi makan itu enggak hanya plek masuk mulut. Banyak proses pembelajaran," kata Luh di sela-sela seminar Promina Meet the Expert beberapa waktu lalu.

Luh mengatakan, pemberian makan kepada anak merupakan bagian dari stimulasi tumbuh kembangnya. Stimulasi bisa diberikan mulai dari pemilihan tekstur makanan yang tepat dengan usia anak, variasi rasa, bergizi, hingga komunikasi dengan orangtua.

Hal senada dikatakan okter Spesialis Anak Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik, Dr. dr. Damayanti R. Sjarif, Sp.A(K). Damayanti mencontohkan, stimulasi bisa diberikan ibu ketika menyuapi anak dengan mengenalkan jenis makanan yang diberikan.

"Memberi makan ke anak itu stimulasi. Ibunya harus komunikasi sama anak, misalnya ini loh yang namanya wortel," ujar Damayanti.

Saat usia 6 bulan, anak mulai belajar mempersepsikan sesuatu yang ia lihat. Stimulasi yang baik bisa mencegah anak susah makan, tidak suka makan sayur, atau terlalu pilih-pilih makanan.

Konsultan Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja, dr. Tjhin Wiguna, Sp. KJ(K) menambahkan, jika pemberian makan selalu sambil menonton TV atau bermain di taman, stimulasi yang diberikan tidak akan optimal.

"Kalau anak dibiasakan makan sambil nonton TV, nanti dia enggak mengerti ini proses makan," kata Tjhin.

Kebiasaan buruk itu juga bisa dibawa anak sampai memasuki usia sekolah. Masalahnya, banyak orangtua beralasan tidak memiliki waktu untuk memberikan stimulasi saat anak makan. Mengenai hal ini, Luh berpendapat, tidak ada alasan tidak punya waktu jika ingin tumbuh kembang anak optimal.

Anak memiliki periode emas, yaitu 1000 hari pertama kehidupan. Periode emas ini harusnya dimanfaatkan orangtua untuk memberikan stimulasi dan pola asuh yang baik untuk mendukung tumbuh kembang si kecil. Ingat, periode emas itu hanya satu kali dimiliki anak seumur hidupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com