KOMPAS.com - Gunung es raksasa baru ditemukan di Tata Surya. Punya tinggi setengah Everest, gunung itu tidak berada di Bumi, melainkan di Ceres, planet kerdil di antara orbit Mars dan Jupiter.
"Penemuan gunung es ini adalah kejutan," ungkap Ottaviano Ruesch, ungkap peneliti Goddard Space Flight Center, Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika serikat (NASA) yang memimpin studi.
Ruesch dan rekannya menemukan gunung tersebut ketika menganalisis data yang diambil oleh wahana antariksa Dawn yang mengitari Ceres pada Mei 2015 lalu.
Data itu menunjukkan bahwa planet kerdil tersebut bukan hanya batu dan es, melainkan benda langit yang secara geologi aktif, seperti halnya Bumi.
Analisis data tersebut menunjukkan bahwa Ahuna Mons, gunung yang dimaksud, aktif seperti halnya Merapi dan Sinabung.
Namun, berbeda dengan keduanya, Ahuna Mons tidak memuntahkan lava dan batuan panas, melainkan lelehan dan kental. Ahuna Mons juga tidak meledak-ledak, tetapi mengeluarkan material vulkaniknya perlahan.
Berukuran tinggi 4 kilometer dan lebar 17 kilometer, Ahuna Mons diperkirakan berusia beberapa ratus juta tahun. Itu membuatnya terkesan baru dibandingkan umur Tata Surya yang telah 4,5 miliar tahun.
Suhu Ceres sebenarnya sangat dingin, sekitar -113 derajat Celsius. Karenanya, ilmuwan kebingungan dengan adanya erupsi di Ceres.
Menurut dugaan ilmuwan, material vulkanik Ahuna Mons bukan hanya es cair tetapi juga tercampur beragam jenis garam dan klorida. Campuran itu membuat titik beku material vulkaniknya lebih rendah.
Norbert Schorghofer, astronom di Universitas Hawaii, mengatakan, bentuk Ahuna Mons yang menyerupai kerucut merupakan tanda adanya aliran material vulkanik dari dalam perutnya.
Hal itu juga sekaligus menjadi petunjuk bahwa ada sumber panas di Ceres yang memungkinkan muntahnya es leleh kental dari Ceres. Namun demikian, ilmuwan belum mengetahui sumber panas itu.
"Ahuna Mons betul-betul buka sesuatu yang kami harapkan," kata Debra Buczkowski, peneliti Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory seperti dikutip Nature, Kamis (1/9/2016).
Tapi rupanya tak semua yakin bahwa Ahuna Mons adalah gunung es. Jeffrey Moore dari NASA mengatakan, gunung itu mungkin hasil samping dari tumbukan asteroid. Tumbukan itu pula yang melelehkan batuan yang dalam riset ini terbaca sebagai aliran lava es.
Ruesch sendiri mengatakan, "Ini belum tentu aktif. Tapi kami ingin memastikan. Alam selalu menawarkan sesuatu yang tak terduga."