Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nantikan, Pagi Langka Serupa Senja pada 9 Maret 2016

Kompas.com - 15/01/2016, 18:34 WIB
KOMPAS.com — Nantikan, akan datang sebuah pagi yang menyerupai petang hari. Matahari akan hilang sesaat. Pagi langka itu akan terjadi pada 9 Maret 2016.

Momen langka itu bukan tanda malapetaka. Justru, itu adalah fenomena yang luar biasa indahnya, disebut gerhana matahari total.

Gerhana matahari total memang terjadi setiap tahun. Namun, gerhana kali ini istimewa karena Indonesia menjadi lokasi pengamatan terbaik sedunia.

"Indonesia akan menjadi satu-satunya daratan yang dilewati gerhana," kata Thomas Djamaluddin, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan).

Indonesia pernah menjadi satu-satunya daratan di dunia yang digunakan untuk pengamatan gerhana pada 11 Juni 1983.

Saat itu, gerhana bisa dilihat dari Jawa bagian tengah, Sulawesi bagian selatan, dan Papua bagian selatan.

Setelah tahun 2016, Indonesia baru akan menjadi daratan terbaik untuk pengamatan gerhana matahari total pada tahun 25 November 2049.

Pagi gelap bagai petang hari

Thomas mengatakan, gerhana matahari total tahun ini akan tampak dari 11 provinsi. Di provinsi-provinsi tersebut, tingkat kegelapan akibat gerhana mencapai 90 persen.

"Jadi, akan menyerupai saat senja," ujar Thomas dalam pertemuan Peluncuran Hitung Mundur 55 Hari Menjelang Gerhana Matahari Total pada Kamis (14/1/2016).

Sebelas provinsi yang menjadi tempat untuk melihat gerhana matahari total ialah Bengkulu, Sumatera Selatan, Jambi, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, dan Maluku Utara.

Durasi totalitas gerhana bervariasi. Namun, secara umum, makin ke timur dan mendekati garis pusat gerhana, durasi gerhana makin lama. Maluku Utara menjadi provinsi yang berpeluang menyaksikan gerhana terlama di Indonesia.

Durasi totalitas terlama adalah 4 menit 9 detik. Sayangnya, itu terjadi di wilayah lautan, di tengah-tengah Samudra Pasifik.

Sementara itu, warga provinsi lain di Indonesia berpotensi melihat gerhana matahari sebagian. Walaupun sebagian, persentase ketertutupan piringan matahari tetap besar.

Di Jakarta, persentase ketertutupan matahari mencapai 88 persen. Matahari akan tampak seperti bulan sabit. Jadi, walaupun sebagian, gerhana tetap menarik untuk disaksikan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com