Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Beberapa Pakar Mengkritisi Pemilihan Susi sebagai Menteri?

Kompas.com - 28/10/2014, 18:41 WIB

KOMPAS.com — Pakar kelautan dari Institut Teknologi Bandug (ITB), Muslim Muin, mengkritisi keputusan Presiden Joko Widodo memilih Susi Pudjiastuti sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan dalam Kabinet Kerja.

Dalam berita Kompas.com, Senin (27/10/2014), Muslim mengatakan bahwa pemilihan Susi sebagai menteri kurang tepat karena dia seorang pengusaha dan dianggap kurang memahami isu kelautan secara keseluruhan.

Selain Muslim, Riza Damanik dari Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) juga mengkritisi pemilihan Susi sebagai menteri.

Menurut Riza, sebelum memilih Susi sebagai menteri, seharusnya Presiden menyelidiki beberapa hal terkait bisnis Susi. Riza meminta klarifikasi, apakah benar Susi belum melunasi pinjaman "Mina Mandiri" sebesar Rp 34 miliar ke Bank Indonesia.

Kritik Muslim dan Riza menuai kritik pedas dari publik. Hal itu tecermin dalam ratusan komentar yang masuk ke kolom komentar artikel Kompas.com maupun di media sosial Facebook dan Twitter.

Sejumlah komentar mengatakan bahwa Muslim dan Riza yang mengkritisi hanya berteori. Komentator lain mengatakan bahwa Muslim dan Riza ingin menduduki posisi menteri, tetapi tak terpilih.

Apa sebenarnya kekhawatiran para pakar yang mengkritisi pemilihan Susi? Benarkah mereka hanya ingin kursi menteri seperti yang dituduhkan oleh publik?

Muslim menegaskan, "Saya tidak permah kirim CV untuk jadi menteri."

Muslim juga menegaskan bahwa dirinya mendukung penuh pemerintahan Jokowi-JK. Namun, dia merasa bahwa sebagai pendukung dirinya tidak bisa hanya menyetujui.

"Karena jadi pendukung setia kita harus berani mengingatkan Jokowi," katanya kepada Kompas.com lewat pesan singkat, Selasa (28/10/2014).

Muslim mengatakan bahwa kritiknya akan pemilihan Susi terkait hal penting. Tidak seperti kritik lain yang menyoroti Susi yang merokok dan bertato.

Muslim kembali mengingatkan bahwa untuk menjadi menteri kelautan dan perikanan memang tidak bisa hanya paham soal perikanan saja.

"Kalau ingin menjadi negara poros maritim, kita harus menguasai teknologi laut. Indonesia dijajah Belanda karena kita kalah teknologi. Indonesia tidak bisa hanya menjadi produsen ikan," kata Muslim.

"Kapan Indonesia akan mampu membuat torpedo, kapal perang, kapal tangkap ikan canggih, energi laut, dan lainnya? Serahkan ke BPPT? Bukan tugas Kementerian Kelautan?" tanyanya.

Menurut Muslim, menteri kelautan dan perikanan haruslah sosok yang memahami isu kelautan secara menyeluruh.

Sementara itu, terkait kritiknya, Riza mengatakan bahwa fokusnya adalah memilih menteri yang bersih.

Terkait informasi bahwa Susi mungkin belum melunasi utangnya serta lainnya, Riza mengatakan, "Tidak ada yang mau klarifikasi substansinya. Semua membelokkan urusan ngerokok dan tato di luar konteks perhatian kita," katanya.

Riza mengatakan, ia mengirimkan pernyataannya sebelum pelantikan menteri. Seharusnya, beberapa hal yang dipertanyakannya bisa diinvestigasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com