Usia lukisan itu minimal 39.900 tahun. Artinya, bisa lebih tua. Dengan usia tersebut, lukisan stensil tangan tersebut lebih tua dari lukisan sama yang dianggap sebagai yang tertua sebelumnya, yaitu stensil tangan berusia 37.300 tahun di El Castillo, Spanyol.
Seperti apa sebenarnya lukisan stensil tangan tersebut? Adam Brumm, Muhammad Ramli, dan Budianto Hakim yang terlibat dalam penelitian menguraikan dalam publikasi di Nature pada Rabu (8/10/2014).
Lukisan stensil tangan, seperti namanya, berwujud gambar tangan. Lukisan tersebut dibuat dengan menyemprotkan pigmen basah di sekitar tangan yang diposisikan mendorong permukaan dinding gua.
Stensil tangan yang ditemukan di Leang Timpuseng terletak pada ketinggian 4 meter. Lukisan sejatinya berwarna kemerahan namun kini memudar karena dimakan waktu. Meski demikian, jejak warna masih terlihat di sekitar gambar tangan.
Analisis deposit kalsit inilah yang memungkinkan arkeolog mengetahui umur stensil tangan. Sampel deposit kalsit diambil dan dianalisis dengan basis penanggalan uranium. Usia ditentukan berdasarkan perbandingan isotop uranium dan thorium.
Stensil tangan ini mungkin terlihat sederhana namun mampu membuat arkeolog berpikir ulang tentang penyebaran jenis seni ini. Lewat temuan ini, terungkap bahwa stensil tangan tidak hanya berkembang di Eropa, tetapi di wilayah timur seperti Indonesia.
Temuan ini juga membuat para ilmuwan berpikir bahwa kemampuan manusia membuat lukisan tangan mungkin sudah dimiliki sejak sebelum migrasi ke luar Afrika. Ketika berpindah, mereka pun membawa kemampuan itu dan meninggalkan jejak di setiap lokasi tinggalnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.