Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Museum Semedo Dibangun pada 2015

Kompas.com - 03/10/2014, 22:50 WIB

KOMPAS.com - Museum manusia purba Semedo di Desa Semedo, Kacamatan Kedung Banteng, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah, dibangun pada 2015. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Tegal membangun museum itu di atas tanah seluas 1,5 hektar dengan anggaran Rp 5 miliar.

Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Harry Widianto mengatakan, fosil yang ditemukan di Semedo mencapai ribuan dan artefak sekitar 400 buah. Fosil dan artefak itu sudah saatnya dipajang di museum yang layak sehingga dapat bercerita dan terpelihara.

”Pemerintah Tegal menyediakan tanahnya dan pemerintah pusat membangun museum berikut isinya. Museum diperkirakan selesai akhir 2016,” ujar Harry, Kamis (2/10/2014).

Fosil dan artefak di Semedo ditemukan sejak tahun 2005. Warga terus menemukan jejak manusia purba. Beberapa hari lalu, warga menemukan rahang babi hutan. Untuk sementara, koleksi itu ditampung di rumah Dakhri, salah seorang warga di Semedo.

”Museum tidak hanya ruang pamer dan gudang penyimpanan. Ada juga laboratorium, audio visual, diorama, perpustakaan, kantor, asrama peneliti, dan toko suvenir,” tutur Harry.

Persebaran manusia purba

Dalam buku Nafas Sangiran Nafas Situs Semedo (2011), Harry menuliskan, situs dengan diameter mencapai 3,5 kilometer itu menggambarkan persebaran manusia purba di wilayah barat Jawa Tengah. Semedo merupakan bagian paling barat dari jajaran pegunungan Serayu Utara dan merupakan daerah batas dengan jajaran Bogor di Jawa Barat.

Daerah itu terdorong ke atas oleh gerakan geosinklinal Pulau Jawa bagian utara yang setelah melewati Kala Plestosen Bawah sekitar 1,8 juta tahun lalu lantas tertutup endapan vulkanik.

Sebelum ditemukan fosil di Semedo pada 2005, orang mengenal manusia purba Homo erectus hanya ada di wilayah timur Jawa Tengah dan Jawa Timur, seperti Sangiran, Trinil, dan Trowulan. Pada 2011, ditemukan tengkorak di daerah Semedo. Fauna yang ditemukan pun menunjukkan usia sangat tua, melebihi yang ada di Sangiran.

Yusuf Efendi, pamong budaya Kemdikbud di Kabupaten Tegal, mengatakan, dunia harus berterima kasih kepada para penemu fosil di Semedo, yakni Dakhri, Duman, Sunardi, dan Ansori. Mereka yang mulanya menemukan fosil dan artefak pada 2005 saat mencari kayu bakar di bukit Semedo. Dakhri pula yang menemukan tengkorak Homo erectus pada 2011. (IVV/KOMPAS CETAK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com