Di Muara Gembong, kecamatan yang mayoritas wilayahnya berada di pesisir pantai antara kawasan Jakarta Utara dan Karawang, kebanyakan warganya memang menjadi nelayan atau pencari ikan di muara, serta petambak udang dan bandeng. Biasanya, warga menggunakan bubu untuk menangkap ikan atau udang.
Seperti terlihat kala itu, bubu berbentuk jalan besar dengan pengikat di empat sisinya diturunkan hingga dasar muara. "Biasanya saat air surut," terang Taufiq.
Beberapa jam kemudian, tatkala air di muara mulai mengalami pasang naik, para pencari ikan mulai menaikkan bubu di atas permukaan air. Di dalam jala itulah, mereka mulai memanen hasil tangkapan. "Paling banyak memang udang," tutur Taufiq yang memelihara janggut di dagunya itu.
Di lapangan, keduanya juga bekerja sama dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Wana Kahuripan. Taufiq adalah ketua lembaga swadaya masyarakat tersebut.
Rencananya, program itu akan usai tahun depan. Saat itu, sudah satu juta pohon mangrove ditanam. "Sekarang baru sekitar 900.000 pohon," imbuh Taufiq.
Untuk program tersebut, Grup TAB menggelontorkan dana hingga Rp 3 miliar.
Fauna muara
Catatan terkini dari JEEF menunjukkan, mangrove mampu mengembalikan fauna-fauna muara ke habitatnya. Syaratnya, hutan bakau itu terpelihara dengan baik.
Pengalaman Camat Endang dan Taufiq membuktikan hasil riset itu. "Mangrove memang bisa menahan abrasi, efektif sekali," kata Endang.
Endang menambahkan, Kelurahan Pantai Harapan Jaya merupakan satu dari enam kelurahan di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Kebanyakan penduduk di kelurahan seluas 265 hektar ini bekerja sebagai nelayan maupun petambak bandeng dan udang.
Catatan menunjukkan, Kecamatan Muara Gembong mempunyai luas 140,09 kilometer persegi. Total jumlah penduduk mencapai 35.503 jiwa.
Di Muara Gembong, ada 10.470 hektar hutan mangrove. Dari jumlah itu, 5.300 hektar adalah hutan mangrove yang dilindungi dan hutan produktif. Tantangan saat ini adalah hutan yang dilindungi itu dalam keadaan kritis. Hutan itu perlu direhabilitasi.
Selain itu, Muara Gembong adalah pertemuan anak-anak Sungai Citarum, seperti Kali Ciherang, Kali CBL (Cibitung-Bekasi-Laut), dan Kali Cikarang. Lantaran bentuk wilayahnya paling rendah di antara kecamatan-kecamatan pesisir Kabupaten Bekasi, banjir setahun dua kali bak hal lazim.
Kalau sudah begitu, banyak pohon mangrove tersapu air bah. "Ini menjadi tantangan tersendiri," kata Endang.
Di samping itu, di Muara Gembong, ada temuan minyak dan gas yang kini menjadi milik Pertamina. Menurut Endang, silang selisih soal lahan antara warga nelayan dan penggarap tambak dengan Pertamina juga merupakan tantangan yang rumit. "Harus ada jalan tengahnya," aku Endang.