Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Astronot Kurang Tidur Sebelum dan Selama Misi Luar Angkasa

Kompas.com - 09/08/2014, 06:49 WIB

Oleh:

KOMPAS.com - Para astronot mengalami kurang tidur dalam persiapan dan selama misi ke luar angkasa. Kondisi ini ditambah penggunaan obat tidur oleh astronot yang kurang tidur berisiko menghambat kewaspadaan astronot yang berada di lingkungan atau ruang berisiko tinggi.

Hasil studi yang dipublikasikan pada hari Kamis (7/8) memperingatkan mengenai bahaya penggunaan pil tidur oleh astronot. Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mendanai peneliti dari Rumah Sakit Perempuan Brigham Harvard Medical School, Boston, dan Universitas Colorado, Boulder, AS, untuk mengumpulkan data dari 64 astronot yang terlibat dalam 80 penerbangan pesawat ulang alik dan 21 astronot yang bertugas di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) selama kurun waktu sebelum, selama, dan setelah misi luar angkasa. Tercatat lebih dari 4.000 malam tidur di Bumi dan 4.200 malam tidur di ruang angkasa.

Para astronot mengenakan suatu perangkat yang disebut actigraph di pergelangan tangan untuk memantau siklus tidur dan bangun. Selain itu mereka diminta membuat catatan harian mengenai tingkat kewaspadaan dan kualitas tidur mereka.

Data menunjukkan, para astronot mengalami kurang tidur kronis sejak pelatihan pra-penerbangan, sekitar tiga bulan sebelum roket diluncurkan. Rata-rata, astronot tidur di bawah enam jam dalam misi pesawat ulang alik dan sedikit di atas enam jam pada misi ISS. Jumlah jam tidur itu jauh dari 8,5 jam tidur seperti pedoman NASA.

Penelitian menemukan, hanya 12 persen astronot dalam pesawat ulang alik dan 24 persen astronot pada misi ISS yang tidur selama tujuh jam atau lebih per malam. Ketika astronot kembali ke rumah, jumlah astronot yang tidur tujuh jam lebih meningkat menjadi 42 persen (untuk pesawat ulang alik) dan 50 persen untuk misi ISS.

”Kekurangan tidur terjadi pada awak pesawat luar angkasa,” kata Laura K Barger dari RS Perempuan Brigham Harvard Medical School.

”Perlu langkah lebih efektif agar para astronot bisa tidur cukup selama pelatihan dan penerbangan ke luar angkasa. Hasil penelitian di sejumlah laboratorium dan studi lapangan menunjukkan, kekurangan tidur terkait dengan turunnya kinerja astronot.”

Hasil penelitian yang diterbitkan dalam The Lancet Neurology menemukan bahwa lebih dari tiga perempat jumlah astronot menggunakan obat tidur, seperti zolpidem dan zaleplon (nama generik), selama di luar angkasa. Obat tidur itu digunakan lebih dari separuh jumlah malam di pesawat ulang alik.

Kinerja terancam

Menurut Laura Barger, penggunaan obat tidur perlu mendapat perhatian khusus mengingat potensi efek samping terhadap kewaspadaan mental dan koordinasi motorik.

”Kemampuan awak pesawat untuk melakukan kegiatan secara optimal jika terbangun karena alarm darurat dapat terancam oleh penggunaan obat-obat tidur tersebut,” kata Barger.

Lingkungan pesawat ulang alik—saat matahari terbit dan terbenam setiap 90 menit—merupakan lingkungan yang menyulitkan untuk tidur. Astronot di zaman Apollo menyatakan bahwa cahaya, kebisingan, dan sistem pendingin menjadi halangan untuk tidur nyenyak.

Namun, di pesawat ulang alik modern dan stasiun luar angkasa yang dilengkapi area tidur yang tenang dan gelap pun astronot tetap kesulitan tidur. Bisa jadi, masalahnya karena kondisi ruang yang bebas gravitasi.

Merujuk rencana penerbangan yang berdurasi lama ke planet Mars, peneliti lain, Charles Czeisler, dari RS Perempuan Brigham, mengatakan sangat penting untuk menemukan cara agar bisa meningkatkan jumlah jam tidur astronot selama di luar angkasa. Hal ini penting demi kesehatan, kinerja, dan keselamatan mereka. (AFP)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com