Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengubah Sampah Jadi Berkah Ada Panduannya

Kompas.com - 22/06/2014, 11:26 WIB
KOMPAS.com - Sampah rumah tangga adalah pemandangan lazim setiap hari. Catatan dari Kementerian Lingkungan Hidup menunjukkan pada 2012, rata-rata penduduk Indonesia
menghasilkan 0,5 - 0,8 kilogram sampah per orang per hari. Hal itu berarti, andai jumlah penduduk Indonesia ada 245 juta jiwa, ada sekitar 196 ribu ton sampah dibuang per harinya. Dapat dibayangkan, tanpa sistem pengelolaan sampah yang baik, Indonesia cepat sekali menjadi gudang sampah.

Sampah rumah tangga, khususnya sampah kering, sesungguhnya bisa menjadi sumber berkah. Mari menyimak pengalaman Prakoso, salah satu pegiat bank sampah binaan Yayasan
Unilever Indonesia. Pria paruh baya yang sejak 2007 membangun komunitas sistem baank sampah di tempat tinggalnya, kawasan Malaka Sari, Jakarta Timur itu mengatakan sampah justru menjadi sumber uang.

Pengalaman Prakoso menunjukkan, sejak 2007 sampai kini, misalnya, rerata tiap tahun, dirinya dan komunitasnya mampu mengelola hingga 39 ton sampah. Nilai sampah sebanyak itu bisa mencapai Rp 60 juta.

Primus Salah satu pokok bahasan dalam


Kendati demikian, mengubah sampah menjadi barang berguna yang mendatangkan uang memang bukan semudah membalik telapak tangan. Ada langkah-langkah yang harus dicapai seseorang menuju pencapaian.

Buku panduan

Bertolak dari proses tersebut, sebagaimana General Manager Yayasan Unilever Indonesia Sinta Kaniawati mengatakan pada Rabu (18/6/2014), buku bertajuk "Buku Panduan Sistem Bank Sampah & 10 Kisah Sukses" disampaikan kepada masyarakat kebanyakan. Buku setebal i+iv dan 48 halaman ini terdiri dari tiga bagian. Bagian 1 mengulas mengenai Sistem Bank Sampah.

Kemudian, Bagian 2 berisi ihwal pendirian & pengembangan sistem bank sampah. Sementara, Bagian 3 berisi sepuluh kisah sukses bank sampah di Indonesia.

Josephus Primus Ada lima mekanisme sistem bank sampah mulai dari pemilhan sampah rumah tangga hingga pengangkutan ke tempat pengolahan sampah berikutnya. Sistem bank sampah binaan Yayasan Unilever Indonesia mempekenalkan sistem pilah sampah dan penghijauan sejak 2001 melalui program Green and Clean.
Membaca dan mengambil poin-poin penting dari buku ini pada bagian lain adalah meniru sekaligus menebarkan keberhasilan begitu banyak orang untuk menjadikan kepedulian pada sampah sebagai bagian dari keseharian. Menurut Sinta, pihaknya melalui program sistem bank sampah fokus pada tiga hal yakni berorientasi pada manusia, sistem yang terstandardisasi, dan pengembangan berkelanjutan.

Lalu, sepuluh kisah sukses bank sampah di Indonesia menunjukkan sampah perkotaan sejatinya bisa dikelola dengan baik. Contoh-contoh kesuksesan pada buku ini berasal dari sepuluh kota yakni Bank Sampah Wahana Medan, Bank Sampah Malaka Sari Jakarta Timur, Bank Sampah RW 14 Tamansari Atas Bandung, Bank Sampah Mekar Asri Yogyakarta, Bank Sampah Euphorbia Surabaya, Bank Sampah Pertiwi Denpasar, Bank Sampah Morse Banjarmasin, Bank Sampah PJHI Balikpapan, Bank Sampah Pelita Harapan Makassar, dan Bank Sampah Paniki Satu Manado.

Paling penting, kemudian, usai membaca ini adalah menjalankan catatan sebagaimana termaktub di halaman 6 , "Mari Bergerak!"  Sungguh, ini pesan paling kuat.    

Josephus Primus Selalu ada kisah sukses dalam program sistem bank sampah. Sistem Bank Sampah Unilever mendapat pengakuan Green Leadership Asia Responsible Enterpreneurs Award, Best CSR in Gold Stevie Award, Runner up MDGs Award in category clean water access and basic sanitation.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com