Gempa Cile Ingatkan Indonesia akan Ancaman Gempa Mentawai

Kompas.com - 02/04/2014, 14:45 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis


KOMPAS.com — Gempa bermagnitudo 8,2 yang mengguncang Cile pada Rabu (2/4/2014) pukul 06.46 hari ini mengingatkan Indonesia akan ancaman gempa besar Mentawai.

Gempa di Cile hari ini berpusat pada kedalaman 20,1 km dan 95 km dari wilayah Iquique, Cile. Gempa termasuk gempa lautan.

Gempa lautan bisa terjadi akibat aktivitas di zona subduksi, seperti gempa Aceh tahun 2004, maupun di dalam lempeng, seperti gempa Aceh tahun 2012.

Menurut United States Geological Survey (USGS), gempa Cile hari ini dipicu oleh aktivitas di zona subduksi, tepatnya pertemuan antara lempeng Amerika Selatan dan Nazca.

Sementara itu, menurut jaraknya dengan daratan, gempa lautan juga bisa berjarak dekat ataupun jauh dengan daratan.

Gempa Cile hari ini termasuk gempa yang berjarak dekat karena pusat gempanya tak mencapai 100 km dari daratan.

Sebagai perbandingan, gempa tahun 2006 yang memicu tsunami di Pangandaran berpusat di wilayah yang jaraknya ratusan kilo dari daratan.

Secara umum, gempa Cile hari ini mengingatkan Indonesia akan ancaman gempa karena aktivitas di zona subduksi.

"Sebagian besar wilayah negara kita ada di zona subduksi, mirip Cile," kata Widjo Kongko, ahli gempa dari Badan Pengkajian dan Penerapan teknologi (BPPT).

"Kewaspadaan harus tetap dipelihara terhadap ancaman gempa dan tsunami," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, hari ini.

Sementara itu, secara khusus gempa Cile kali ini mengingatkan ancaman gempa di wilayah yang daratan yang berjarak sangat dekat dengan zona subduksi.

Wilayah Mentawai adalah salah satu wilayah yang harus ekstra waspada. Daratan Mentawai berjarak sangat dekat dengan zona subduksi. "Jaraknya kurang dari 50 km," kata Widjo.

Mentawai juga harus waspada sebab riset menunjukkan adanya energi gempa yang belum dilepaskan di wilayah tersebut. Bila terlepas, gempa bermagnitudo 8,9 bisa terjadi.

Gempa tersebut bisa memicu tsunami dengan ketinggian 10-20 meter di wilayah Kepulauan Mentawai.

Menurut Widjo, dengan jarak subduksi yang lebih dekat, gempa dan tsunami yang terjadi bisa lebih berisiko.

"Masalah utamanya adalah waktu," kata Widjo.

Dengan jarak kurang dari 50 km, apabila gempa terjadi di subduksi Mentawai, tsunami yang mungkin terjadi bisa mencapai daratan dalam waktu hanya 10 menit.

Artinya, waktu yang dimiliki oleh warga untuk lari ke daerah yang lebih tinggi saat terjadi tsunami lebih sedikit.

Sudah siapkah kita?


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau