IUCN juga memperingatkan bahwa badak lainnya, termasuk badak putih Afrika utara dan badak jawa, bisa menyusul akibat perburuan dan ancaman habitat yang terus-menerus terjadi belakangan ini.
"Dalam kasus badak hitam barat dan badak putih utara, situasinya bisa berbeda jika saja upaya konservasi yang sudah diusulkan berjalan dengan baik," kata Simon Stuart, Kepala Komisi Penyelamatan Spesies IUCN. "Upaya konservasi ini saat ini harus benar-benar diperkuat, terutama dalam mengelola habitat," ujarnya lagi.
IUCN merujuk pada kesuksesan konservasi subspesies badak putih selatan yang populasinya kini meningkat. Pada akhir abad ke-19, subspesies ini tidak lebih dari 100 ekor, tetapi saat ini diperkirakan mencapai 20.000 individu. Kesuksesan lainnya adalah kuda przewalski yang dinyatakan "punah di alam" pada 1996, tetapi kini, berkat program penangkaran, populasinya diperkirakan berjumlah 300.
"Red List of Threatened Species" terbaru yang dirilis IUCN meninjau lebih dari 60.000 spesies. Kesimpulannya, sebanyak 25 persen mamalia berada dalam daftar spesies yang berisiko punah.
Banyak spesies tumbuhan juga terancam, di antaranya fir china, tanaman konifera yang tersebar di China dan Vietnam, yang terancam akibat ekspansi lahan pertanian. Demikian menurut IUCN.
"Laporan ini mengandung kabar baik dan buruk dari banyak spesies di seluruh dunia," kata Jane Smart, Direktur Program Spesies Global IUCN. "Kita sudah tahu, konservasi akan berhasil jika dilakukan dengan waktu yang tepat. Namun, tanpa kemauan politik serta sumber daya yang memadai, berbagai keajaiban alam dan jasa lingkungannya bisa musnah selamanya." (National Geographic Indonesia)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.