Kepala Bidang Peringatan Dini Cuaca Ekstrem pada BMKG, Hariadi, mengatakan, turunnya curah hujan terjadi karena bertiupnya angin dari Australia yang juga menjadi penyebab utama suhu dingin di selatan Jawa.
"Angin dari Australia tersebut kelembabannya cenderung rendah sehingga wilayah yang terpengaruh angin itu seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, peluang hujan untuk seminggu ke depan rendah," urai Hariadi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (1/8/2013).
Angin dari Asutralian menghambat pembentukan awan. Pantauan satelit MTSAT pada Kamis (1/8/2013) seperti dimuat dalam situs web BMKG menunjukkan bahwa cuaca langit di wilayah yang dipengaruhi angin dari Australia tersebut cerah dan bebas dari awan.
Meski cuaca cerah, tak berarti masyarakat bisa lengah. Masyarakat etap perlu waspada. Dari sisi kesehatan, yang perlu diwaspadai adalah penyakit infeksi pernafasan. Sementara itu, masyarakat juga perlu mewaspadai gelombang tinggi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.