Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlambatan Angin Bikin Cuaca Berubah Mendadak

Kompas.com - 10/07/2013, 16:38 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Hujan lebat pada siang menjelang sore di sejumlah wilayah Sumatera dan Jawa bagian barat, termasuk Jakarta, Selasa (9/7/2013), merupakan dampak pelambatan angin dari arah tenggara atau Australia yang bertemu dengan angin dari Samudra Hindia menuju utara. Cuaca yang sebelumnya cerah bisa berubah mendadak menjadi mendung dan hujan lebat.

”Angin tenggara dari Australia bertiup kencang dengan kecepatan sampai 25 knot (sekitar 45 kilometer per jam), kemudian melambat dan membelok setelah bertemu dengan angin dari Samudra Hindia di selatan Jawa dan Sumatera. Pelambatannya dari 25 knot menjadi 5 knot (sekitar 9 kilometer per jam),” kata Kepala Bidang Peringatan Dini Cuaca Ekstrem pada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Hariadi, Selasa, di Jakarta.

Angin dari arah Australia bersifat kering, sedangkan dari Samudra Hindia mengandung uap air. Tumbukan menimbulkan pembentukan awan hujan secara cepat di Sumatera dan Jawa Barat.

Menurut Hariadi, banyaknya massa uap air dari Samudra Hindia dipicu naiknya suhu muka laut hingga 3 derajat celsius dari pola normal. Suhu tertinggi muka laut di Samudra Hindia mencapai 32 derajat celsius.

”Waspadai pula dampak osilasi Madden-Julian (MJO) tiga sampai empat hari ke depan yang bisa meningkatkan intensitas curah hujan,” ujar Hariadi.

Fenomena MJO memiliki periode 40-60 hari. Osilasi angin ini berpotensi meningkatkan suhu muka laut di wilayah ekuatorial Samudra Hindia.

Kepala Pusat Informasi Meteorologi Publik BMKG Mulyono R Prabowo mengatakan, masyarakat harus mewaspadai dampak anomali cuaca. Kemarau basah diperkirakan hingga Agustus.

Pertanian menjadi salah satu sektor yang harus menyesuaikan dengan kondisi cuaca tersebut. Sejauh ini, meskipun terjadi kemarau basah, awal musim hujan diprediksi tidak mengalami perubahan. (Nawa Tunggal/Kompas)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com