Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PVMBG: Pulau Palue Sebaiknya Tak Dihuni Lagi

Kompas.com - 30/05/2013, 15:00 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com - Pulau Palue di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, sebaiknya tidak dihuni penduduk. Letusan Gunung Rokatenda menyebabkan sumber daya alam di pulau seluas 41 kilometer persegi itu tertutup abu dan tak bisa diandalkan menghidupi masyarakat.

”Letusan yang terjadi sejak akhir tahun 2012 menutup begitu banyak penghidupan masyarakat. Bila memaksakan ditinggali, dikhawatirkan membawa dampak buruk kepada masyarakat,” kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Surono, di Bandung, Sabtu (25/5/2013).

Aktivitas Rokatenda meningkat sejak Oktober 2012 dan meletus tiga bulan kemudian. Hingga kini, PVMBG menetapkan status Siaga pada Rokatenda. Kini, sebagian besar kebun dan lahan garapan warga tak bisa dimanfaatkan akibat tertutup abu vulkanik. Itu terjadi di dekat kawah, seperti Desa Nitunglea, Kesokoja, Lidi, dan Rokirole.

Menurut Surono, akibat letusan itu, lahan yang masih bisa ditempati tinggal 30 persen dari total luas pulau. Dengan jumlah penduduk 10.000 jiwa, luas lahan itu sebaiknya tak dihuni lagi.

Surono khawatir saran itu terkendala berbagai aspek, baik sosial, ekonomi, maupun politik. Banyak masyarakat mengandalkan hidup di sekitar Pulau Palue sehingga memungkinkan mereka kembali suatu saat nanti.

Berdasar buku Data Dasar Gunung Api Indonesia, pengosongan pulau gunung api di Indonesia berjalan tak mulus. Salah satunya adalah Pulau Makian dengan Gunung Kie Besi di Maluku Utara.

Sebelumnya, anggota staf Justice and Peace and Integrity of Creations SVD Sikka, Pastor Marcel Vande SVD, mengatakan, warga tak betah lagi menetap di pengungsian (Kompas, 12/4). Mereka minta segera direlokasi agar bisa memulai kehidupan baru yang lebih pasti. Menetap di pengungsian dalam waktu lama berdampak buruk pada kehidupan dan masa depan mereka. Mayoritas warga Palue mengungsi ke Ende dan Maumere.

”Tak ada pekerjaan tetap bagi orang tua dalam kurun waktu lama, juga tidak menyenangkan semua pihak, terutama pengungsi. Masa depan anak-anak pun semakin tak jelas,” kata Marcel.

Kondisi Dieng

Di Gunung Dieng, petugas Pos Pengamatan Gunung Api Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, sepekan terakhir menemukan banyak bangkai binatang di sekitar Kawah Timbang di Dusun Simbar, Kecamatan Batur.

Kendati statusnya diturunkan dari Siaga (level III) menjadi Waspada (level II), kondisi itu membuktikan konsentrasi gas beracun di sekitar kawah masih mematikan.

Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Dieng Tunut Pudjiardjo, Senin lalu, mengatakan, dalam seminggu terakhir, ditemukan banyak bangkai burung, musang, kucing, dan beberapa jenis binatang lain di sekitar Kawah Timbang. Bangkai-bangkai itu ditemukan di ladang petani pada radius sekitar 300 meter dari mulut kawah.

”Ini menandakan, konsentrasi gas karbon dioksida masih mengancam kehidupan,” ujarnya.

Tunut mengatakan, dalam status Waspada, PVMBG tetap merekomendasikan agar petani tidak beraktivitas di sekitar Kawah Timbang saat mendung.(CHE/GRE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com