Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabar Baik Terkait Flu Burung dari Virus H7N9

Kompas.com - 27/05/2013, 12:41 WIB

KOMPAS.com - Penelitian terbaru tentang flu burung akibat virus H7N9 yang menyebar di China yang mengakibatkan 36 orang meninggal dari 131 orang terserang flu hingga 17 Mei menyebutkan, virus menyebar hanya pada kontak dekat dan kontak langsung dengan peternakan. Kecil kemungkinan terjadi pandemi akibat virus itu, kecuali terjadi mutasi genetik. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, tidak ada bukti penularan dari manusia ke manusia.

Para peneliti menginfeksi enam musang dengan virus flu burung H7N9. Mereka menunjukkan gejala flu. Hal ini menjadi gambaran model penyebaran virus pada manusia. Penelitian yang dilakukan di Universitas Hongkong dan beberapa lembaga lain dilaporkan di jurnal Science, Kamis (23/5).

Pada penelitian, musang sehat dimasukkan kandang musang terinfeksi. Beberapa musang lain ditaruh di kandang berbeda berjarak agak jauh. Hasilnya, semua musang sehat yang sekandang dengan musang terinfeksi akhirnya tertular flu. Adapun dari tiga ekor musang di kandang lain, hanya seekor yang terinfeksi.

Menurut ahli flu burung Richard Webby dari St Jude Children’s Research Hospital di Memphis, Tennessee, AS, hasil penelitian itu mencerminkan kondisi yang ada. Penularan antarmanusia bisa terjadi melalui udara dan kontak langsung, tetapi transmisinya tidak mulus.

”Tidak ada kapasitas menjadi pandemi,” ujar Webby, meski mengakui bahwa penyebaran infeksi virus H7N9 lebih mudah dibandingkan dengan flu burung akibat virus H5N1. Virus H7N9 tidak menyebar pada babi sehingga kecil kekhawatiran virus akan berkembang cepat dan menular pada manusia.

Semoga kabar baik ini tidak menggerus kewaspadaan. Di Indonesia, menurut data Kementerian Kesehatan, dari 2005-2012 tercatat 192 kasus flu burung (berbagai jenis virus) dengan 160 kematian (83,3 persen dari jumlah kasus). Persentase kematian di Indonesia, menurut WHO, tertinggi di dunia. Adapun di dunia dari tahun 2003 hingga 26 April 2013, tercatat 628 kasus dengan 374 kematian (59,6 persen dari jumlah kasus).(LiveScience/ISW)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com