Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begonia, yang Indah dan Berkhasiat

Kompas.com - 29/04/2013, 09:36 WIB

Oleh NAWA TUNGGAL

KOMPAS.com - Sebanyak 313 jenis begonia koleksi Kebun Raya Eka Karya Bedugul, Bali, kini jadi yang terlengkap di dunia dan mudah dinikmati di sebuah Taman Begonia seluas 700 meter persegi. Begonia satu-satunya tumbuhan dengan daun tak simetris, sekaligus tanaman hias yang belum banyak dilirik.

Begonia (Begoniaceae) sebagai tanaman hias memang belum populer di Indonesia. Namun, tanaman ini diminati di beberapa negara sampai-sampai banyak terbentuk asosiasi penggemar begonia,” kata Hartutiningsih, peneliti begonia pada Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), awal April 2013, di Kebun Raya Eka Karya Bedugul, Bali.

Ciri-ciri spesifik helai daun yang tak simetris (begoniifolia) menjadi salah satu eksotisme begonia, selain corak dan warna-warninya. Begonia alam tumbuh liar di habitat berair seperti sekitar sungai. Beraneka jenis begonia juga mudah dijumpai di sekitar air terjun.

Keragaman begonia di dunia diperkirakan ada 1.600 jenis, tersebar di kawasan tropis dan subtropis. Menurut Hartutiningsih, di Indonesia terdapat lebih dari 200 jenis begonia.

Begonia alam diketahui di Pulau Jawa ada 15 jenis, Sumatera (35), Kalimantan (40, Sulawesi (20), dan Papua (70). Begonia alam tumbuh di hutan tropis basah pada dataran rendah hingga pegunungan 2.400 meter di atas permukaan laut.

Pengoleksian

Pengoleksian begonia di Eka Karya diawali tahun 2001. Usaha 8 tahun itu menjadikan koleksi Kebun Raya berketinggian 1.250 mdpl itu terlengkap di dunia. ”Bukan kami yang menyatakan koleksi begonia ini terlengkap di dunia,” kata Hartutiningsih.

Berdasar tulisan Hoover (2008) pada World Center of Begonia, Kebun Raya Bali memiliki koleksi begonia terlengkap di dunia. Di Eka Karya, pengoleksian begonia diawali dari lima jenis saja.

Demi meningkatkan jumlah koleksi, antara lain dilakukan eksplorasi flora ke sejumlah pulau dan pertukaran biji dengan kebun raya lain. Kebun raya itu di antaranya Jardin Botanic Garden (BG), Perancis; Glassgow BG, Skotlandia; Queen Sirikit BG, Thailand; Tubingen BG, Jerman; American Begonia Society Tonkawa, Amerika Serikat; dan New England Tropical Conservatory, Inggris.

Dari 313 koleksi begonia, terbagi 100 jenis begonia alam dan 213 jenis begonia eksotik sebagai hasil persilangan. Penambahan koleksi terbanyak terjadi pada periode 2006-2009 dari eksplorasi di Pulau Sulawesi dan Papua. Di Papua, eksplorasi dilakukan di Cagar Alam Pulau Batanta Barat, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat.

Hasil deskripsi ilmiah, hingga kini diketahui 20 jenis baru yang dipublikasikan pada jurnal-jurnal internasional. Jenis lain masih banyak yang belum dideskripsikan ilmiah.

Penelitian kawin silang juga dilakukan untuk menghasilkan jenis begonia baru dengan penampilan fisik menarik dan lebih baik dari induknya, unik, serta mempunyai daya tahan lebih kuat. Perkawinan silang dilakukan dengan penyerbukan silang. Begonia umumnya menyerbuk sendiri.

Tahun 2005, Hartutiningsih menyilangkan Begonia acetosa dan Begonia listada. Kultivar baru diberi nama begonia Tuti Siregar. ”Tuti” panggilan Hartutiningsih, sedangkan ”Siregar” nama suaminya, Mustaid Siregar, Kepala Kebun Raya Bogor. Kultivar baru ini sudah terdaftar di American Begonia Society.

Persilangan buatan dilanjutkan tahun 2007, antara bunga betina Begonia puspitae dan bunga jantan Begonia pasamanensis yang menghasilkan begonia Lovely Jo. Daunnya unik berbentuk bulat telur melebar seperti jantung hati (love), asimetris, berwarna hijau muda, dan berambut.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Susu Kecoa, Superfood Masa Depan yang Mengalahkan Susu Sapi?
Susu Kecoa, Superfood Masa Depan yang Mengalahkan Susu Sapi?
Fenomena
Aroma Surga dari Tanah Tandus: Mengapa Kemenyan dan Mawar Lebih Wangi di Lingkungan Ekstrem?
Aroma Surga dari Tanah Tandus: Mengapa Kemenyan dan Mawar Lebih Wangi di Lingkungan Ekstrem?
Fenomena
Kemenyan Indonesia Berpotensi Jadi Bahan Parfum Premium Dunia
Kemenyan Indonesia Berpotensi Jadi Bahan Parfum Premium Dunia
Oh Begitu
Potensi Sesar Aktif Ditemukan di Semarang, Demak, dan Kendal: Ancaman Tersembunyi di Tengah Kota
Potensi Sesar Aktif Ditemukan di Semarang, Demak, dan Kendal: Ancaman Tersembunyi di Tengah Kota
Fenomena
Penelitian: Tujuh Makanan yang Membantu Perkuat Daya Tahan Tubuh
Penelitian: Tujuh Makanan yang Membantu Perkuat Daya Tahan Tubuh
Kita
Pakar IPB: Badak Jawa Hanya Tersisa 87-100 Ekor di Ujung Kulon
Pakar IPB: Badak Jawa Hanya Tersisa 87-100 Ekor di Ujung Kulon
Oh Begitu
Jejak Manusia Purba di Sulawesi Ternyata Lebih Tua dari yang Diduga
Jejak Manusia Purba di Sulawesi Ternyata Lebih Tua dari yang Diduga
Oh Begitu
Ayam Warna-Warni: Fakta Mengejutkan di Balik Bulu Indah dan Lucu
Ayam Warna-Warni: Fakta Mengejutkan di Balik Bulu Indah dan Lucu
Oh Begitu
Mengapa Kita Makin Sering Bertemu Ular Piton? Ini Penjelasan Pakar IPB
Mengapa Kita Makin Sering Bertemu Ular Piton? Ini Penjelasan Pakar IPB
Oh Begitu
Wudingloong wui, Dinosaurus Tertua di Asia Timur Ditemukan di China
Wudingloong wui, Dinosaurus Tertua di Asia Timur Ditemukan di China
Fenomena
Dua Bintang Jadi Penyebab Bentuk Tak Biasa Nebula NGC 6072
Dua Bintang Jadi Penyebab Bentuk Tak Biasa Nebula NGC 6072
Fenomena
Mengapa Bom Atom di Hiroshima Meninggalkan Bayangan Manusia di Trotoar?
Mengapa Bom Atom di Hiroshima Meninggalkan Bayangan Manusia di Trotoar?
Oh Begitu
Bayangan Abadi di Hiroshima: Jejak Manusia yang Membisu Setelah Ledakan Bom Atom
Bayangan Abadi di Hiroshima: Jejak Manusia yang Membisu Setelah Ledakan Bom Atom
Kita
Stephenson 2 DFK 52: Raksasa Merah Misterius yang Bikin Takjub
Stephenson 2 DFK 52: Raksasa Merah Misterius yang Bikin Takjub
Fenomena
8 Fenomena Langit Spektakuler di Bulan Agustus: Parade Planet hingga Hujan Meteor
8 Fenomena Langit Spektakuler di Bulan Agustus: Parade Planet hingga Hujan Meteor
Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau