WWF Temukan Jejak Badak Sumatera di Kalimantan

Kompas.com - 28/03/2013, 16:52 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — WWF Indonesia menemukan jejak badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) di Kalimantan. Temuan ini telah dikonfirmasi secara ilmiah oleh ahli badak dari WWF Indonesia serta Universitas Mulawarman, diantaranya Dr Chandradewana Boer.

Jejak badak awalnya ditemukan oleh tim monitoring WWF Indonesia saat menyusuri hutan di wilayah Kutai Barat, Kalimantan Timur. Wilayah ini masuk dalam kawasan Heart of Borneo. Temuan saat itu cukup mengejutkan sebab tim sebenarnya hendak melakukan monitoring orang utan.

Survei lanjutan untuk memastikan dilakukan pada Februari 2013. Survei ini melibatkan WWF Indonesia, Dinas Kehutanan Kutai Barat, Universitas Mulawarman, serta masyarakat setempat. Hasil survei menunjukkan indikasi masih adanya badak Sumatera di Kalimantan.

Siaran pers WWF pada Kamis (28/3/2013) menyatakan adanya jejak kaki badak, bekas kubangan, bekas gesekan tubuh badak pada pohon, bekas gesekan cula pada dinding kubangan, serta bekas gigitan dan pelintiran pada pucuk tanaman. Sebanyak 30 spesies tanaman pakan badak juga ditemukan.

Temuan ini memperkuat data historis sebaran badak Sumatera hingga Kalimantan sebelumnya. Sekaligus, temuan ini memberi angin segar bagi dunia konservasi sebab badak Sumatera berdasarkan International Union for Conservation of Nature (IUCN) telah masuk kategori kritis.

“Penemuan ini sangat penting bagi dunia, khususnya bagi konservasi Indonesia, sebab ini menjadi pencatatan baru keberadaan Badak Sumatera di Kalimantan Timur khususnya di wilayah Kubar,” kata Bambang Novianto, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati (KKH), Kementerian Kehutanan.

"Informasi keberadaan ini menjadi penting untuk strategi perlindungan populasi dan pembinaan habitat di mana Badak tersebut ditemukan, jika populasinya terbukti viable dan berkembang biak,” imbuh Bambang.

Hingga saat ini, belum dikonfirmasi jumlah individu badak Sumatera di Kalimantan. Namun, temuan jejak menjadi indikasi kuat bahwa badak jenis itu masih eksis di paru-paru dunia tersebut.

Direktur Konservasi WWF Indonesia, Nazir Foead, mengatakan, "Perlu segera disusun strategi bersama serta rencana aksi yang komprehensif dan partisipatif bersama para pihak terkait sehingga upaya konservasi badak Sumatera di Kalimantan ini dapat berlangsung jangka panjang dan didukung pendanaan berkelanjutan.”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terpopuler

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau