CAPE CANAVERAL, KOMPAS.com - Kajian terbaru berdasarkan pemetaan cahaya tertua menunjukkan bahwa semesta berusia 100 juta tahun lebih tua dari dugaan. Dengan demikian, Dentuman Besar (Big Bang) terjadi 13,82 miliar tahun yang lalu.
Penemuan ini adalah hasil kerja dari wahana antariksa Planck milik European Space Agency (ESA). Wahana ini memetakan apa yang disebut Radiasi Gelombang Mikro Kosmos, radiasi gelombang mikro dari masa-masa awal semesta.
"Astronom telah ada di kursi mereka menunggu penemuan ini. Penemuan ini penting dalam banyak area sains maupun misi luar angkasa masa depan," kata Joan Centrella, ilmuwan program Planck di Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), seperti dikutip Space, Kamis (21/3/2013).
Radiasi gelombang mikro kosmos adalah cahaya yang berasal dari masa 380 juta tahun setelah Dentuman Besar. Sebelum masa itu, semesta sangat rapat sehingga cahaya tidak dapat bergerak tanpa terjebak dalam plasma proton dan elektron.
Radiasi tersebut pertama kali terdeteksi tahun 1964. Selanjutnya, pernah dideteksi dengan wahana NASA, COBE yang diluncurkan tahun 1989 dan WMAP tahun 1991. Kini Planck dengan sensitifitasnya berhasil mendapatkan variasi temperatur pada radiasi latar gelombang mikro kosmos lebih detail.
"Variasi dari tempat ke tempat dalam peta yang dibuat Planck memberitahukan pada kita apa yang terjadi pada 10 nano nano nano nano detik setelah Big Bang, ketika semesta mengembang triliunan kali," kata Chris Lawrence, ilmuwan program Planck di Jet Propulsion Laboratory, NSA.
Diberitakan Reuters, Kamis, selain menunjukkan umur semesta, temuan terbaru juga memberitahukan komposisi semesta. Materi biasa seperti yang menyusun bintang, galaksi, planet dan sebagainya berjumlah sangat kecil, cuma 4,9 persen dari seluruh semesta.
Sementara itu, materi gelap yang menyusun semesta mencapai 26,8 persen, mencapai seperlima lebih besar dari yang diduga sebelumnya. Energi gelap yang terkait pada mengembangnya semesta sendiri terdiri atss 69 persen komponen semesta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.