BEIJING, KOMPAS.com — Fosil yang ditemukan di wilayah Xujiayao, Nihewan Basin, wilayah utara China, menjadi petunjuk bahwa incest dan inbreeding juga terjadi pada manusia purba. Fosil diperkirakan berumur 10.000 tahun.
Tanda adanya incest dan inbreeding dapat dilihat pada kelainan fosil tengkorak. Fosil yang dikenal dengan Xujiayao 11 itu memiliki kelainan disebut enlarge parietal foramen (EPF) atau lubang kecil pada tengkorak.
Kelainan tersebut terjadi karena mutasi pada gen ALX4 pada kromosom 11 dan MSX2 pada kromosom 5. Mutasi ini mencegah penutupan tulang tengkorak yang terjadi pada lima bulan pertama umur janin. pada manusia modern, kelainan terjadi dalam satu di antara 25.000 kelahiran.
Kelainan memang bisa terjadi karena defisit kognitif. Namun, kemungkinan ini terjadi pada manusia purba sangat kecil. Jadi, faktor yang lebih memengaruhinya adalah adanya incest dan inbreeding pada populasi manusia saat itu.
"Adanya kelainan pada fosil Xujiayao dan manusia pleistosen lain menunjukkan adanya dinamika populasi yang tak biasa, kemungkinan besar akibat adanya inbreeding dan ketidakstabilan populasi," kata Erik Trinkaus, profesor antropologi di Washington University.
Meski demikian, tak berarti bahwa kelainan itu umum trjadi. Diberitakan Science Daily, Senin (18/3/2013), kelainan tersebut sebenarnya jarang ditemui pada manusia pleistosen, dari masa awal Homo erectus hingga akhir masa paleolitik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.