Gajah Sumatera di Jambi Semakin Terdesak

Kompas.com - 02/08/2012, 19:25 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

JAMBI, KOMPAS.com - Populasi gajah Sumatra khususnya di Provinsi Jambi terancam punah akibat penyempitan kawasan hutan di daerah itu.

"Khusus di kawasan hutan Spintun, Kecamatan Pauh, Kabupaten Sarolangun semakin berkurang, habitat gajah Sumatra di daerah ini hanya bersisa 14 ekor saja," ujar Ketua Perhimpunan Hijau Jambi, Feri Irawan di Jambi, Kamis (2/8/2012).

Menurut Feri, berkurangnya habitat gajah Sumatra di Provinsi Jambi pada umumnya akibat penyempitan kawasan hutan.

"Berdasarkan hasil penelitian kami dalam beberapa bulan terakhir di kawasan hutan yang berada di Kabupaten Sarolangun, populasi gajah di daerah ini semakin punah. Penyebabnya utamanya adalah aktivitas pembukaan lahan untuk perkebunan secara besar besaran," jelasnya.

Ia menjelaskan, di Kabupaten Sarolangun dibuka izin pengelolaan hutan produksi (HP) oleh salah satu perusahaan perkebunan di daerah itu seluas 10.500 hektare. Sementara, hutan Spintun seluas kurang lebih 3.000 hektare justru berada di kawasan HP tersebut.

"Hutan Spintun sebagai kawasan hutan adat yang didiami beberapa satwa salah satunya gajah tentunya terancam akibat pembukaan HP tersebut. Belum lagi potensi konflik dengan masyarakat petani, karena di kawasan itu juga ada lahan masyarakat seluas kurang lebih seribu hektare," paparnya.

Sementara itu, Syafrizal alias Acong, Ketua Tim Peneliti gajah di Kabupaten Sarolangun menyatakan, dari hasil survei pergerakan gajah dengan metode melihat kotoran dan jejak hingga 25 Mei 2012, terindikasi kawasan gajah masuk di kawasan pedesaan.

"Kondisi ini memperlihatkan adanya daya dukung kawasan habitat gajah semakin berkurang. Kondisi ini juga memicu adanya konflik gajah dengan masyarakat," ujarnya.

Untuk itu ia berharap, konsensi kawasan hutan oleh perusahaan di sekitar kawasan hutan Spintun harus dihentikan. Mengingat, jarak kelompok gajah dengan kawan izin HP oleh perusahaan di daerah itu hanya berjarak sekitar 1,2 kilometer saja.

Joko Susilo, Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Sarolangun, membantah jika dikatakan kawasan konsensi perusahaan perkebunan milik PT. Alam Lestari Nusantara (ALN) yang juga konsorsium PT. Perkebunan Nusantara VI merupakan habitat gajah.

"Tidak benar itu, berdasarkan pengamatan kami, kawasan izin PT. ALN itu hanya merupakan jalur pelintasan kelompok gajah," katanya.

Secara terpisah, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi, Trisiswo, menolak hasil riset yang dilakukan tim Perkumpulan Hijau tersebut.

Menurut dia, BKSDA Jambi sebelumnya telah melakukan penelitian selama empat bulan, dimulai sejak Oktober 2011. Dari penelitian yang dimulai dari kawasan perbatasan Jambi dan Sumatera Selatan hanya ditemukan 10 ekor gajah saja.

"BKSDA Jambi juga sudah memiliki rencana untuk meminta pihak perusahaan yang beroperasi di kawasan tersebut menyisakan lahan untuk dijadikan kawasan habitat gajah," katanya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau