Es di Greenland Meleleh Ekstrem

Kompas.com - 25/07/2012, 11:19 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

WASHINGTON, KOMPAS.com — Pengamatan satelit Badan Antariksa Amerika Serikat NASA mengungkap bahwa es di Greenland meleleh secara massal. Pelelehan bahkan terjadi di wilayah terdingin dan tertinggi di Greenland, Summit Station.

Tiga satelit NASA menunjukkan bahwa es yang menyelimuti Greenland meleleh mulai 8 Juli 2012 dan berlangsung selama empat hari. Lapisan es yang tebal tetap bertahan tak meleleh.

Pelelehan es memang biasa terjadi di musim panas, tetapi fenomena ini mengejutkan sebab terjadi secara cepat dalam cakupan wilayah yang luas. Catatan inti es NASA menunjukkan apa yang pernah terjadi pada tahun 1889 dan terjadi setiap 150 tahun sekali.

"Ada pergerakan udara hangat yang melewati lapisan es Greenland dan melelehkannya," kata Tom Wagner seperti dikutip AP, Selasa (24/7/2012).

Area pelelehan es selama empat hari pelelehan cepat ini meningkat dari 40 persen lapisan es menjadi 97 persen. Ini memecahkan rekor. Pelelehan paling besar yang pernah terjadi selama tiga dekade terakhir hanya mencakup 55 persen area.

Waigner yang merupakan peneliti es NASA mengatakan belum mengetahui lebih banyak tentang sebab pelelehan, tetapi tampaknya es akan membeku lagi.

Waleed Abdalati, juga dari NASA, mengatakan, "Jika kita melihat pelelehan terjadi di wilayah yang belum pernah kita lihat sebelumnya dalam jangka panjang, itu membuat Anda duduk dan berpikir apa yang terjadi."

Menurut Abdalati, apa yang terjadi saat ini menjadi sinyal tentang apa yang akan terjadi beberapa tahun mendatang.

Pada saat yang sama dengan pelelehan ini, gunung es raksasa di Petermann Glacier, wilayah utara Greenland, rubuh. National Snow and Ice Data Center juga menyatakan bahwa area yang tertutupi es Artik semakin menurun.

Sampai saat ini, ilmuwan belum mengetahui apakah pelelehan ini adalah fenomena langka "biasa" atau merupakan dampak perubahan iklim. Namun, tak bisa ditampik bahwa penurunan ketebalan lapisan es di Greenland adalah dampak perubahan iklim.

Thomas Mote, pakar iklim dari University of Georgia, mengatakan bahwa musim panas di Greenland tergolong tinggi temperaturnya. Ini dikarenakan tekanan tinggi yang ada di wilayah itu menyebabkan datangnya "udara panas".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terpopuler

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau