Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Supermoon Tak Terkait Bencana

Kompas.com - 06/05/2012, 08:47 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Bulan purnama yang tampak lebih besar serta bersinar keemasan pada Sabtu malam tak ada kaitannya dengan ramalan akan datangnya bencana.

"Tidak ada dampak apa pun," kata Thomas Djamaluddin, Deputi Sains, Pengkajian, dan Informasi Kedirgantaraan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan), yang dihubungi dari Jakarta, Sabtu (5/5/2012) malam.

Menurut Thomas, ilmu astronomi tak pernah mengaitkan fenomena benda langit itu dengan bencana. Istilah Supermoon dan kaitannya dengan bencana, urainya, hanya ada dalam astrologi. Astrologi adalah pemahaman bahwa posisi benda-benda langit berpengaruh pada nasib kehidupan manusia di Bumi.

"Namun, astrologi bukanlah cabang sains, sedangkan astronomi adalah cabang sains atau ilmu pengetahuan yang mempelajari gerakan dan kondisi fisik benda-benda langit," katanya.

Puncak purnama terjadi pada Minggu (6/4) pagi 10.35 WIB dengan perigee (jarak terdekat) Bulan dengan Bumi terjadi pada pukul 10.34 WIB pada jarak 357.000 km, 27.000 km lebih dekat dari rata-ratanya, 384.000 km.

Meski lebih dekat dengan Bumi, orang awam sebenarnya sulit melihat penambahan ukuran dan kecerlangan Bulan di saat purnama terdekat tersebut.

"Mengapa gambar-gambar di internet menampakkan Bulan besar sekali? Sebenarnya itu hanya efek relatif perbandingan Bulan dan obyek latar depan," ujar Thomas.

Kejadian jarak Bulan terdekat dengan Bumi adalah peristiwa bulanan, yang periodenya sekitar 27,3 hari. Adapun peristiwa purnama juga kejadian bulanan dengan periode sekitar 29,5 hari.

"Karena perbedaan periode ini, perigee tidak selalu bersamaan dengan purnama," tambahnya. Peristiwa perigee yang bersamaan dengan purnama baru akan berulang lagi setelah 18 tahun, yaitu kelipatan 241 x 27,3 hari yang sama dengan 223 x 29,5 hari.

Bulan pada posisi paling dekat dengan Bumi memang berdampak pada makin menguatnya efek pasang surut di Bumi, terutama pada air laut.

"Air laut akan makin tinggi dalam kondisi ini. Bila itu bersamaan dengan purnama, ada efek penguatan juga dari gaya pasang surut Matahari sehingga efek pasang surut cenderung paling kuat. Tapi bukan berarti bencana," kata Thomas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com