Karst, Bukan Hanya Batu dan Air

Kompas.com - 03/05/2012, 12:04 WIB
Gesit Ariyanto

Penulis

KOMPAS.com - Kisah bentang alam menjulang tinggi yang tersusun dari batuan gamping berjuta tahun atau karst, tak hanya mengenai batu dan air yang tersimpan di dalamnya.

Karst juga sebuah ekosistem yang memengaruhi ketersediaan pangan manusia. Ada burung, serangga, dan jenis biota unik di kawasan karst. Keberadaan fauna kecil di sana terkait erat dengan vegetasi karst dan sekitarnya.

"Perlu diketahui, keberadaan fauna itu turut menyebarkan benih, memecah biji, bahkan mengendalikan serangga haman" kata Amran Achmad, Guru Besar pada Fak Kehutanan Universitas Hasanudin Makasar pada Lokakarya Ekosistem Karst: Untuk Kelangsungan Hidup Bangsa, Kamis (3/5/2012).

Menurut ahli zoologi Pusat Penelitian Biologi LIPI Yayuk R. Suhardjono, peran fauna karst sangat penting dan khusus. Keberadaan kelelawar di goa karst misalnya, mengendalikan serangga tertentu yang bisa menjadi hama pertanian dan perkebunan. Umumnya, kawasan karst berdampingan dengan persawahan dan perkebunan.

"Kelelawar mampu makan serangga hampir seberat tubuhnya setiap hari. Artinya, potensi hama pertanian bisa diredam secara alami," kata dia.

Ngengat tertentu juga membantu penyerbukan tanaman petai dan kacang-kacangan. Fauna lain juga membantu penyerbukan bunga calon berbagai buah-buahan. "Tahukah kita, misalnya durian itu jadi buah karena fauna karst?" kata Yayuk.

Lalu, siapakah yang menanam pohon buah dan tanaman lain di puncak karst sana? Fauna karst jawabannya. Sayangnya, ketidakpahaman itulah yang mengemuka. Hasilnya, karst-karst di Indonesia yang beragam justru menjadi sasaran pertambangan. Dikeruk dan dipotong untuk bahan produksi bangunan.

Dari sisi penelitian geologis, juga masih minim. Publikasi penelitian karst di Indonesia dilakukan peneliti Belanda pada tahun 1936.

Penelitian saat ini? "Masih butuh kerja sama antarlembaga dan peneliti untuk memaksimalkan hasilnya," kata Eko Haryono, peneliti LIPI. Kawasan karst di Indonesia membentang dari Sumatera hingga Papua. Karst Gunung Sewu dan Maros-Pangkep, merupakan dua yang dikenal di Indonesia. (Gesit Ariyanto) 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


    Video Pilihan Video Lainnya >

    Terpopuler

    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
    atau