Siput Terbang dengan Menumpang Burung

Kompas.com - 19/03/2012, 14:37 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

WAGENINGEN, KOMPAS.com - Ada 1001 cara bagi makhluk hidup untuk bisa terbang, tinggal strateginya saja. Jika manusia mengembangkan pesawat agar bisa terbang, maka siput menumpang burung untuk melakukannya.

Tapi, cara siput terbang agak aneh. Mereka dimakan oleh burung namun beberapa diantaranya bisa tetap hidup di usus burung itu. Mereka akan keluar lewat kloaka burung dan mendarat di suatu tempat.

Hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal PLoS ONE 5 Maret 2012 memperkirakan jumlah siput yang bisa survive di usus burung. Penelitian dilakukan oleh Casper van Leuwen dari Nentherlands Institute of Technology, Belanda.

Leeuwen menggunakan siput laut jenis Hydrobia ulvae. Ia membiarkan siput itu dimakan bebek liar. Hasilnya, kebanyakan siput mati namun 1 persen berhasil survive selama 5 jam.

Jumlah 1 persen memang kecil. Namun, Ryan Hechinger dari University of California di Santa Barbara, mengatakan, "Meski hanya sebagian kecil yang bisa lolos, pasti mereka terdistribusi di area baru."

Pertanyaannya, apakah memang siput sengaja membiarkan dirinya dimakan? Leeuwen mengatakan bahwa karena prosentase survival kecil, maka tak mungkin siput membiarkan dirinya dimakan.

"Saya tidak berpikir bahwa siput memang ingin dimakan. Mereka hanya berusaha mengupayakan yang terbaik di tengah hal buruk yang terjadi," jelas Leeuwen seperti dikutip New Scientist," Sabtu (17/3/2012).

Meski demikian, siput yang terbang dengan menumpang di usus burung ternyata cukup umum. Publikasi di Journal of Biogeography pada Juni 2011 lalu mengungkap bahwa 15 persen dari siput darat Jepang bisa survive setelah dimakan burung. Bahkan, ada juga siput yang berhasil beranak pinak setelah dimakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terpopuler

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau