YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Menindaklanjuti dugaan kebuntingan Ucok, orangutan betina berusia sekitar 10 tahun, petugas dari Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta dan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada memeriksa kehamilan Ucok di kandang karantinanya di YKAY, Desa Sendangsari, Pengasih, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (3/11/2011).
Dugaan kehamilan Ucok muncul saat orangutan Kalimantan tersebut disita oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Tengah dari sebuah tempat hiburan di Solo pada 7 Oktober 2011.
Pemeriksaan kebuntingan Ucok dilakukan dengan menggunakan alat ultrasonografi (USG) portabel. Ucok meronta-ronta dengan kuat dan harus ditahan oleh lima petugas YKAY agar dapat diperiksa kebuntingannya.
Setelah diperiksa, Ucok diketahui mengalami bunting semu (tidak bunting). "Memang penampakan visual terlihat bunting, tapi di rahimnya tidak terdapat calon anak," ujar drh Sunaryanto yang memimpin pemeriksaan Ucok.
Selain diperiksa kebuntingannya, Ucok juga menjalani pemasangan cip untuk identifikasi dan diambil sampel darahnya. "Sampel darah digunakan untuk memeriksa kemungkinan menderita penyakit TBC, herpes, serta hepatitis A dan B," kata drh Dian Tresno Wikanti, dokter satwa di YKAY.
Saat ini terdapat 4 orangutan jantan dan 1 orangutan betina yang dirawat di YKAY. Perawatan tersebut dilakukan untuk menjaga kelestarian orangutan yang jumlahnya kian menurun.
Menurut Rosalia Setiawati dari Humas YKAY, saat ini jumlah orangutan kalimantan yang hidup di alam tinggal sekitar 30.000 ekor dan orangutan sumatera tinggal sekitar 6.000 ekor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.