KOMPAS.com - Sel bahan bakar hidrogen adalah salah satu alternatif bagi teknologi masa depan, misalnya dalam dunia otomotif untuk aplikasi pada kendaraan. Salah satu jenis sel bahan bakar hidrogen yang dikembangkan ialah yang mampu memecah air menjadi hidrogen dan oksigen. Bahakn bakar ini menjanjikan untuk kendaraan karena daya yang bisa diproduksinya.
Sayangnya, pengembangan sel bahan bakar hidrogen yang memiliki visi ramah lingkungan ini memiliki kendala. Salah satu kendala utamanya adalah harus menggunakan logam platinum yang mahal sebagai katalis, pembantu pemecah ion hidrogen dan oksigen pada air. Karena penggunaan platinum, harga sel bahan bakar hidrogen jadi mahal.
Irinder S Chopra, mahasiswa doktoral dari Universitas Texas memiliki inovasi baru dengan menggunakan titanium dan aluminum. Ia mendepositkan sejumlah kecil titanium pada aluminium murni sehingga susunan atom pada aluminium murni itu berubah. "Campuran" titanium dan aluminium ini yang akan menggantikan peran platinum.
Chopra melakukan percobaan dengan menggunakan sumber hidrogen dari molekul hidrogen (H2). Ketika aluminum diekspos pada hidrogen bersuhu -183 derajat Celsius, molekul hidrogen yang memiliki 2 atom hidrogen akan terpisah. Atom hidrogen akan berikatan dengan campuran aluminium titanium tersebut. Diperkirakan, campuran aluminum titanium bisa mengikat hidrogen hingga 10 persen beratnya. Ketika aluminum-titanium dipanaskan, maka sejumlah hidrogen yang diikat akan dilepaskan kembali. Atom hidrogen yang dilepaskan kembali membentuk molekul hidrogen (H2).
Menurut peneliti, penggunaan titanium-aluminium ini menawarkan solusi yang lebih murah untuk pembuatan sel bahan bakar hidrogen. Hasil percobaan juga membuktikan bahwa aluminium-titanium bisa berfungsi pemisah atom hidrogen. Salah satu yang boleh dimimpikan dari inovasi ini adalah tak perlu sumber aluminum baru untuk membuat sel bahan bakar.
Mungkin, sel bahan bakar bisa dibuat dari kaleng bekas, yang pastinya juga mengandung aluminium. Namun, untuk mewujudkannya masih perlu penelitian untuk menutup kelemahan, seperti pada kerapatan berapa hidrogen bisa diekspos dengan aluminum-titanium.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.