Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pohon Evolusi Mollusca Berhasil Dibuat

Kompas.com - 28/10/2011, 21:31 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Casey Dunn, pakar evolusi dari Brown University, AS, berhasil mengembangkan pohon evolusi mollusca atau hewan bertubuh lunak. Pohon evolusi adalah suatu bagan yang menunjukkan relasi antara satu spesies dengan spesies lainnya secara evolusioner.

Pohon evolusi mollusca yang berhasil dikembangkan itu menjadi gambaran kekerabatan mollusca pertama yang paling lengkap dan dipublikasikan di Jurnal Nature. Untuk mengembangkan pohon evolusi itu, Cunn mengambil sampel beragam jenis mollusca. Selanjutnya, tim menganalisa susunan gen pada tiap spesies dan membandingkannya satu sama lain.

Hasil studi ini telah menempatkan golongan mollusca laut dalam yang disebut Monoplacophora. Jenis ini sebelumnya diduga punah hingga ditemukan pada tahun 1952 di pantai Meksiko. Studi jenis Monoplacophora dilakukan dengan spesimen yang ditangkap selama ekspedisi tahun 2007 oleh tim yang dipimpin oleh Nerida Wilson, juga tergabung dalam penelitian ini.

Setelah ekstraksi DNA, tim mendapatkan hasil bahwa Monoplacophora memiliki kekerabatan dengan grup mollusca yang disebut Cephalopoda, meliputi gurita dan cumi-cumi. "Cephalopoda sangat berbeda dengan mollusca lain, sangat sulit dimengerti bagaimana mereka bisa memiliki kekerabatan. Mereka berbeda dengan yang lainnya," ungkap Dunn.

Cephalopoda secara umum adalah jenis mollusca yang memiliki kaki di kepala dan tidak memiliki cangkang. Beberapa cephalopoda memiliki kantung tinta dan tentakel.

"Sekarang kita mengetahui bahwa ada dua grup paling berbeda dalam mollusca ternyata bersaudara," ungkap Dunn seperti dikutip situs ScienceDaily, Rabu (26/10/2011).

Berdasarkan hasil penelitian, ilmuwan juga mengungkapkan bahwa spesies yang tergabung dalam grup Cephalopoda atau Monoplacophora mungkin adalah nenek moyang mollusca, meski belum diketahui jenisnya.

Penelitian ini merupakan hasil kolaborasi dari banyak pihak. Selain Brown University, pihak lain yang terlibat adalah Harvard University dan Australia Museum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau